Badan Bahasa Gelar Safari Bahasa ke Media Massa

Badan Bahasa Gelar Safari Bahasa ke Media Massa

Jakarta—Subbidang Penyuluhan, Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan Safari Bahasa Media Massa di kantor tabloid Nova, Kompas Gramedia, Kebon Jeruk, Jakarta Pusat pada 14 Juli 2017. Safari bahasa ini dilaksanakan atas keyakinan Badan Bahasa bahwa media, yang salah satunya  taboid Nova, Kompas Grup, sudah menggunakan bahasa Indonesia dengan bagus. Media seperti itu mampu memberikan dampak kebahasaan yang luas kepada masyarakat secara massal sehingga masyarakat akan turut menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, benar, dan santun.

 

Delegasi dari Badan Bahasa adalah Bapak Suladi, Kepala Subbidang Penyuluhan, Ibu Harlina Indijati, Ibu Marta Lena, Ibu Eko Marini, dan Ibu Ratna Nurhayati. Delegasi itu disambut oleh Ibu Indira Saraswati, pemimpin redaksi sekaligus editor tabloid Nova, majalah National Geographic, majalah Bobo, majalah XY Kids, dan majalah Intisari. Dalam kesempatan tersebut Ibu Indira didampingi oleh sekretaris pemimpin redaksi, jurnalis lapangan, jurnalis media daring, editor, redaktur, reporter tabloid Nova, majalah Bobo, dan majalah National Geographic.

 

“Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang menggunakan bahasa sendiri sebagai bahasa negaranya. Penggunaan bahasa negara diperlukan untuk menunjukkan identitas dan jati diri bangsa. Oleh karena itu, penggunaan bahasa negara, bahasa Indonesia yang baik, benar, dan santun sangat penting dilakukan oleh setiap pejabat dan instansi pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat, dan media. Melalui safari bahasa ini, Badan Bahasa bermaksud untuk menjalin silaturahmi, mengetahui permasalahan kebahasaan dari pihak media khususnya tabloid Nova, Kompas Grup dan memperoleh masukan dari tabloid Nova untuk merancang regulasi kebahasaan di masa depan. Selain itu, Badan Bahasa juga bermaksud memperkenalkan instansi Badan Bahasa, tugas, dan fungsinya, serta menyosialisasikan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan,” ujar Suladi.

 

Sambung Indira, “Sebelumnya, tabloid Nova pernah bekerja sama dengan Kemendikbud dan ikut berkunjung ke daerah. Di sana, tabloid Nova melihat bahwa perihal kebahasaan seperti cara bertutur dan penggunaan bahasa daerah penduduk lokal bisa menjadi isu yang menarik dan bisa menjadi pengingat kembali persatuan bangsa yang diamanatkan oleh Sumpah Pemuda. Jadi, Kompas Grup bisa mengadakan kerja sama dengan Badan Bahasa. Isu-isu kebahasaan dapat dimasukkan dalam glosarium majalah National Geographic.”

 

Lanjut Suladi, “Contoh isu-isu kebahasaan yang bisa diangkat di antaranya adalah seleksi duta bahasa, pengiriman tenaga pengajar BIPA dalam upaya menginternasionalisasi bahasa Indonesia di luar negeri, dan penggunaan istilah dan padanan kata.”

 

Sambut Indira, “Pemilihan kata ia dalam kamus Kompas Grup digunakan sebagai kata ganti itu dalam wujud benda non-insani, sedangkan kata dia sebagai kata ganti itu, manusia,  (insani). Dalam penulisan berita di media, konsistensi pemilihan kata seperti kedua istilah itu sangat penting. Oleh karena itu, tabloid Nova, Kompas Grup membutuhkan pemahaman lebih mengenai pemilihan dan penggunaan istilah-istilah seperti itu. Untuk itu, diskusi ini dapat dilanjutkan ke forum yang lebih resmi dan Kompas Grup yang akan mengundang Badan Bahasa dalam rangka memberikan wawasan dan pengetahuan kebahasaan yang benar dan lebih luas.” (pad/iw/ari/hw)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa