Badan Bahasa Menggelar Bengkel Sastra bagi Guru SD/MI: Penulisan Cerita Rakyat

Badan Bahasa Menggelar Bengkel Sastra bagi Guru SD/MI: Penulisan Cerita Rakyat

Jakarta--Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan kegiatan Bengkel Sastra bagi Guru SD/MI: Penulisan Cerita Rakyat di Aula Gedung Samudra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta pada 21--23 Maret 2017.

Kegiatan Bengkel Sastra bagi Guru SD/MI: Penulisan Cerita Rakyat dibuka oleh Kepala Bidang Pembelajaran, Fairul Zabadi, yang mewakili Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Ilza Mayuni, yang berhalangan hadir. Kegiatan ini dihadiri oleh lima puluh guru SD/MI se-Jabodetabek. Narasumber yang memberikan materi adalah Beno S. K. (pemerhati budaya Betawi), Boim Lebon (produser dan penulis buku dan skenario), Ilza Mayuni (Sekretaris Badan Bahasa), Erlis Nur Mujiningsih (peneliti Badan Bahasa), dan Retno Utami (Kepala Subbidang Tenaga Kebahasaan).

“Ketika berbicara cerita rakyat, salah satu amanat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Perkerti adalah pemberian kegiatan membaca dan menulis selama 10—15 menit sebelum pembelajaran dimulai (gerakan literasi). Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, Badan Bahasa menyelenggarakan kegiatan Bengkel Sastra bagi Guru SD/MI: Penulisan Cerita Rakyat yang bertujuan untuk memberikan pemahaman menulis cerita sebagai bahan pengembangan literasi,” kata Fairul.

Selanjutnya, Fairul juga mengatakan, “Kendala utama dalam pelaksanaan literasi adalah tidak adanya bahan baca. Bahan baca diambil dari beragam sumber seperti majalah. Bahan atau materi yang paling tepat yang berkaitan dengan budi pekerti adalah cerita rakyat. Badan Bahasa diamanatkan untuk menyusun bahan literasi yang sumber utamanya diambil dari cerita rakyat dari seluruh nusantara.”

Tambah Fairul, “Pada Tahun 2016 Badan Bahasa telah menghasilkan 161 buku cerita rakyat yang siap diterbitkan dan diedarkan ke sekolah. Pada tahun ini Badan Bahasa diberikan target untuk menghasilkan dua ratus buku bacaan literasi. Oleh karena itu, Badan Bahasa membuka kesempatan kepada peserta untuk ikut berperan aktif untuk mengikuti lomba menulis buku cerita rakyat. Tulisan peserta akan diseleksi. Tulisan yang lolos seleksi akan diterbitkan dan yang belum lolos seleksi diharapkan dapat diterbitkan pada tahun berikutnya setelah diperbaiki.” (pad/hw)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa