Badan Bahasa: KBBI V Akan Terus Diperbaiki dan Dimutakhirkan

Jakarta, Badan Bahasa — Saat ini, dalam hitungan hari, sebanyak 13.000—15.000 pencarian lema diakses oleh pengguna Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Daring. Masukan untuk KBBI dari masyarakat terus bertambah dan tim redaksi setiap hari menyunting masukan tersebut, sehingga KBBI terus mengalami perubahan. Untuk mewadahi berbagai masukan, Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mengadakan kegiatan Lokakarya Pemutakhiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima di Aula Gedung Samudra, Badan Bahasa, Jakarta, Jumat, 31 Maret 2017.

Lokakarya tersebut bertujuan agar masyarakat dapat memberikan saran dan perbaikan untuk KBBI Edisi Kelima sebelum dicetak secara massal.

KBBI Edisi Kelima ini berbeda dengan KBBI Edisi Keempat. KBBI Edisi Kelima diluncurkan dalam bentuk tiga versi yaitu bentuk cetak, daring, dan luring. Salah satu keunggulan dari KBBI Edisi Kelima tersebut yaitu masyarakat dapat langsung mengusulkan penambahan dan perbaikan entri di KBBI.

“KBBI Edisi Kelima versi cetak akan dicetak sebanyak 9000—10.000 eksemplar dan akan disebar ke sekolah-sekolah yang sulit mendapatkan akses internet,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Hurip Danu Ismadi saat membuka acara tersebut.

Selanjutnya, Hurip mengatakan bahwa KBBI versi cetak akan dimutakhirkan setiap 5 tahun sekali,  sedangkan versi daring akan dimutakhirkan setiap 6 bulan sekali. “Kami siap menerima masukkan mengenai KBBI kapan saja, tidak hanya di dalam acara Lokakarya Pemutakhiran KBBI ini saja,” ungkap Hurip.

Ia juga mengungkapkan kondisi ketersediaan ahli perkamusan yang masih sangat sedikit di Indonesia. “Kami perkirakan jumlahnya tidak lebih dari 100 orang. Upaya kami untuk menambahkan jumlah ahli perkamusan yaitu dengan mempermudah masyarakat mendapatkan beasiswa jika mereka ingin belajar tentang perkamusan. Selain itu, kami juga akan mengadakan pelatihan-pelatihan tentang perkamusan bagi peminat kamus,” tutur Danu.

Lokakarya ini mengundang dua puluh tujuh peserta yang berasal dari berbagai kalangan, di antaranya wartawan, pekamus, akademisi, sastrawan, editor, dan pemerhati bahasa. Sementara itu, narasumber yang dihadirkan pada lokakarya itu adalah Totok Suhardijanto, Ph.D. (Dosen Universitas Indonesia),  Djoko Yuwono (wartawan/Yayasan Kertagama), Hasan Aspahani (Jurnalis/Sastrawan), Dr. Junaiyah H.M. (pakar bahasa), Daniel Budiman (pendeta), dan Relly Komaruzaman (Guru SMP Negeri 2 Tebat Karai, Kepahiang, Bengkulu/penyumbang terbanyak lema KBBI V). (an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa