Hari kedua Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) 2017

Hari kedua Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) 2017

Jakarta, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) 2017 dengan tema “Leksikografi dan Pemelajaran Bahasa Kedua” di Hotel Arya Duta, Jakarta pada 9--11 Agustus 2017.

Seminar yang diadakan guna mengembangkan kamus sebagai alat pelengkap pemelajaran bahasa Indonesia sudah memasuki hari kedua (10 Agustus 2017).

“Untuk menjadi penyusun kamus, kita perlu memiliki pemikiran, keteguhan, dan ketekunan,” ujar I Gusti Made Sutjaja dalam paparannya pada Pleno 3 yang sekaligus menjadi acara pembuka pada Kamis pagi ini. Selanjutnya, ia memaparkan materi mengenai pemanfaatan program aplikasi di komputer yang dapat dimanfaatkan bagi pembentukan kata dalam kaitan belajar dan penyusunan kamus.

Pada kesempatan yang sama, Dora Amalia mengatakan bahwa kamus pemelajar, pada definisinya, harus menggunakan bahasa yang sederhana. Hal ini disebabkan oleh pemelajar bahasa Indonesia memiliki kosakata yang terbatas. Itulah yang menjadi tantangan bagi penyusun kamus. Dia harus dapat memberikan definisi yang sederhana, tetapi mampu menyampaikan informasi yang lengkap.

“Kata-kata yang digunakan untuk mendefinisikan tidak boleh lebih sulit dari kata-kata itu sendiri (kata yang didefinisikan).”

Hal itu disinggung juga oleh Deny Aros Kwary ketika membahas jumlah kata yang perlu dipahami agar dapat mengetahui makna semua kata yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah lema dalam kamus.

“Jika definisi dibuat dengan kosakata terbatas, pasti pemelajar bahasa Indonesia dapat lebih mudah untuk mengerti.”

Hari kedua Seminar Leksikografi Indonesia ini diisi oleh tiga pemakalah utama, di antaranya I Gusti Made Sutjaja, Dora Amalia, dan Deny Arnos Kwary. Selain itu,  terdapat pemakalah pendamping di antaranya Gusti Ayu Praminatih, Norati Bakar, Meiyanto Eko Sulistyo, Nuradji, Totok Suhardijanto, Aan Setyawa, Ahmad Fadly, Apolonius Lase, Atikah Solihah, Defina, Yulia Sri Hartati, Sukri Syamsuri, Rahman Rahim, dan Ilmatus Sa’diyah. (MPS)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa