Pekan Sastra 2017 Balai Bahasa Riau
PEKANBARU - Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengajak siswa, guru dan masyarakat umum untuk lebih menghidupkan budaya literasi di lingkungan masing-masing. Sebab, tidak ada bangsa yang meju tanpa gemar membaca. Penelitian dunia menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara terkait minat baca. Survei dilakukan sejak 2003 hingga 2014.
Demikian dikatakan Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., saat membuka acara Lomba Membaca Cerita Rakyat di hadapan 49 peserta dari siswa SD se Riau, di kantor Balai Bahasa Riau, Pekanbaru, Riau, Jumat (21/4).
Dadang juga menyebutkan bahwa Badan Bahasa ditunjuk sebagai koordinator Gerakan Literasi Nasional yang bertujuan untuk mengubah perilaku, budaya dan kebiasaan masyarakat untuk lebih gemar membaca. “Ada enam macam literasi, yaitu literasi bahasa dan sastra, numerasi, sains, digital (teknologi informasi), finansial, serta budaya dan kewarganegaraan. Jadi ini merupakan program prioritas yang dicanangkan oleh Mendikbud yang perlu kita dukung bersama, tidak hanya pendidikan literasi formal di sekolah tetapi juga literasi di lingkungan masyarakat dan keluarga,” tegas Dadang dalam kunjungan pertamanya ke Riau.
Dadang juga menegaskan bahwa, Badan Bahasa untuk tahun 2017, memprioritaskan 9 program lain, diantaranya, (1) pengayaan kosa kata bahasa Indonesia, (2) gerakan literasi nasional, (3) pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik, (4) Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), (5) Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), (6) peningkatan kemampuan pendidik bahasa Indonesia, (7) koservasi dan revitalisasi bahasa daerah, (8) penguatan mitra kebahasaan dan kesastraan, dan (9) layanan perpustakaan.
Pemenang Cerita Rakyat
Dalam kesempatan itu Kepala Badan Bahasa dan Kepala Balai Bahasa Riau, Drs. Umar Solikhan, M.Hum memberikan hadiah untuk pemenang Cerita Pendek dan pemenang Cerita Rakyat Literasi yang sebelumnya sudah dilakukan oleh Balai Bahasa. Selain itu, juga dilakukan pelantikan pengurus Ikatan Duta Bahasa Riau, ketuanya Chandra Alfindodes.
Khusus untuk lomba Membaca Cerita Rakyat, panitia mengusung lima cerita dari Riau, yaitu Putri Tujuh, Putri Kaca Mayang, Bujang Buta, Legenda Batang Tuaka, dan Asal Mula Pulau Sangkar. “Cerita rakyat dipilih oleh peserta dari lima cerita untuk dibaca di panggung,” kata Kepala Balai Bahasa Riau, Drs, Umar Solikhan, M.Hum..
Umar menekankan bahwa dewan juri yang terdiri dari Sudirman Somari, Elmustian Rahman, Marnetty, Sarmianti memberikan penilaian dari dari teknik membaca (vokal, ekspresi, tempo), penguasaan cerita dan penampilan. “Peserta diberi waktu untuk membaca cerita yang sudah disediakan sekitara 10-15 menit.
Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin Balai Bahasa Provinsi Riau setiap tahunnya. Mereka yang terpilihnya nanti sebagai Pemenang I, insyaallah akan berlaga lagi di tingkat regional di Padang dalam lomba yang sama. “Jadi Balai Bahasa mencari peserta dengan penampilan terbaik dan mampu mengharumkan nama Riau di kancah regional,” harapnya. (Ir/Balai Bahasa Riau)