Duta Bahasa 2017: Bahasa Negara Kuat, Generasi Pancasila Hebat untuk Bersaing Secara Global
![Duta Bahasa 2017: Bahasa Negara Kuat, Generasi Pancasila Hebat untuk Bersaing Secara Global](https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/images/Banner_Pembukaan_Duta_Bahasa_2017_150817.fw_.png)
Jakarta, Badan Bahasa — Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunendar membuka Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional tahun 2017 yang mengangkat tema “Bahasa Negara Kuat, Generasi Pancasila Hebat untuk Bersaing Secara Global” di Hotel Santika TMII, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran generasi muda memikat kepedulian masyarakat berbahasa negara secara cermat, apik dan santun, melestarikan bahasa daerah sebagai sumber kearifan lokal, dan menguasai bahasa asing untuk memperkuat daya saing bangsa.
“Penggunaan bahasa asing harus sesuai dengan tempat dan waktunya dan duta bahasa harus bangga terhadap bahasa negara sebagai jati diri bangsa, karena saat ini sikap masyarakat Indonesia terhadap bahasanya masih rendah,” tutur Dadang di hadapan Finalis Duta Bahasa 2017.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pembinaan, Gufran Ali Ibrahim menyampaikan bahwa Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2017 berlangsung selama lima hari (15—19 Agustus 2017) dengan peserta sebanyak 68 orang, perwakilan dari 31 provinsi di Indonesia yang telah mengikuti tahapan seleksi.
“Tujuan duta bahasa adalah memasyarakatkan kepedulian dan kebanggaan pada bahasa dan sastra Indonesia dan daerah; menguatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta positif, pelestarian bahasa dan sastra daerah, serta penguasaan bahasa asing strategis; dan memperkuat jejaring kerja sama secara berkesinambungan dalam berbagai kegiatan pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra,” kata Gufran.
Bukti nyata peran pemuda dalam membangun konsep kebangsaan Indonesia tercermin dalam ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Kesadaran pemuda pada masa itu terhadap pentingnya menempatkan bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa.
Semangat, idealisme, dan kepeloporan pemuda Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan itu patut diteladani oleh generasi penerus untuk senantiasa memupuk jati diri keindonesiaan. Keanekaragaman suku bangsa serta budaya dan bahasa daerah justru seharusnya dapat menjadi modal untuk memperkuat jati diri bangsa.
Selanjutnya, dengan keterwakilan dan ketersebaran di seluruh wilayah Indonesia, duta bahasa diharapkan dapat melakukan aksi nyata di masyarakat dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak (lembaga pemerintah dan swasta) untuk mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik.
Pengutamaan bahasa negara merupakan wujud nyata kehadiran negara di ruang publik seperti di perumahan, perkantoran, dan pusat-pusat perbelanjaan. Kehadiran negara seperti itu amat penting untuk mengembangkan pikiran positif pada diri manusia Indonesia agar tidak pernah lupa akan jati dirinya. (an)