Badan Bahasa bersama Ditjen GTK Gelar Lokakarya untuk Mendukung Implementasi Gerakan Literasi Nasional

Badan Bahasa bersama Ditjen GTK Gelar Lokakarya untuk Mendukung Implementasi Gerakan Literasi Nasional

Solo, Badan Bahasa – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bersama Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) baru saja menyelesaikan Lokakarya Gerakan Literasi Nasional, yang melibatkan pakar, akademisi, dan pegiat literasi. Lokakarya yang dilaksanakan selama empat hari tersebut (15—18 Mei 2017) menghasilkan naskah buku yang akan menjadi rujukan dan panduan bagi sekolah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan Gerakan Literasi Nasional (GLN).

“Literasi merupakan tanggung jawab bersama, semua pihak baik kalangan usaha, masyarakat, dan pemerintah pusat/daerah perlu didorong untuk peduli dan terlibat di dalamnya,” ujar Najwa Shihab, Duta Baca Indonesia yang hadir pada penutupan lokakarya itu di Hotel Aziza, Solo, Kamis, 18 Mei 2017.

Ia menambahkan, pesan yang kita sampaikan terkait Gerakan Literasi Nasional harus dibuat sesederhana mungkin. “Sekarang itu masyarakat akan mudah digerakkan dengan simbol, mungkin saja hal ini terlihat di permukaan saja, tetapi hal ini diperlukan untuk mengajak masyarakat tertarik dan terlibat dalam gerakan literasi. Dengan hadirnya Presiden Jokowi dalam pengenalan awal terkait literasi sudah tepat (Presiden mendongeng pada saat Hari Buku Nasional, 17 Mei 2017), dan ini harus kita dorong dengan berbagai kegiatan yang lain, contoh sederhana, ketika bincang-bincang dengan Presiden diusulkan hadiah kuis sepeda diganti menjadi buku, dari usulan sederhana itu tidak lama Pak Jokowi kunjungan ke daerah mampir ke toko buku dan membeli beberapa buku bacaan sebagai hadiah, bahkan waktu kegiatan kemarin di istana (17 Mei 2017) yang dibagikan buku bacaan, jadi semua anak membawa kantong berisi buku bacaaan dari Kemendikbud, hal ini menarik dengan kehadiran Presiden menjadi menyita perhatian masyarakat yang sebelumnya acuh menjadi ingin tahu dan terlibat,” kata Najwa.

Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunendar mengatakan bahwa GLN merupakan millik bersama. “GLN adalah program investasi bangsa yang besar, program investasi pemerintah dan semua pihak, sekarang ini kita harus membalikkan keadaan dari pesimisme menjadi optimis terhadap tingkat literasi bangsa kita. Berdasarkan data dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), ada ribuan orang menunggu 80 judul buku di Perpusnas, artinya minat baca masyarakat itu luar biasa, selain itu sejak diluncurkan 28 Oktober 2016, sampai saat ini jumlah pengunjung KBBI daring sudah mencapai 3.400.000 orang pengunjung, hal ini menunjukkan tingginya minat baca orang Indonesia terlepas dari kepentingan penggunaannya,” ujar Dadang.

Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta mengungkapkan pentingnya integrasi antara gerakan literasi, pendidikan karakter, kurikulum 2013, dan penguatan pancasila.

“Gerakan Literasi Nasional bukan sesuatu yang berbeda dengan kurikulum, justru mendukung kurikulum 2013 (K13), dan menumbuhkan pendidikan karakter serta pancasila,” tutur Ananto.

Sementara itu, Sekretaris Badan Bahasa, Ilza Mayuni mengatakan perlunya meningkatkan gerakan literasi secara masif, tidak hanya dalam lingkup kementerian tetapi nasional melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga yang selama ini sudah menekuni kegiatan literasi di masyarakat. Untuk itu, setelah lokakarya ini akan diadakan Diskusi Kelompok Terpumpun  (DKT) lintas kementerian, lembaga pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan.  

Dalam pendidikan modern dan tantangan era global sekarang, literasi bukan lagi sekadar urusan bagaimana suatu bangsa bebas dari buta aksara, tetapi telah menjadi syarat kecakapan hidup dan kemampuan bersaing satu negara dalam persaingan pasar kerja. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dalam berbagai ranah literasi, seperti literasi numerasi, sains, digital, dan finansial. Survei telah membuktikan bahwa negara-negara yang budaya literasinya tinggi berbanding lurus dengan kemampuan bangsa tersebut memenangi persaingan global, terutama dalam penguasaan ilmu dan teknologi,  kehebatan ekonomi, serta sukses dalam persaingan pasar kerja.

Dalam kerangka itulah, Badan Bahasa bekerja sama dengan Ditjen GTK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan kegiatan yang bertajuk “Lokakarya Finalisasi Peta Jalan, Penyusunan Pedoman dan Materi Pendukung Gerakan Literasi Nasional”. (an)

SELINGAN

Daftar Selingan

  • zoonosis = zoonosis
  • work from office = kerja dari kantor (KDK)

  • work from home = kerja dari rumah (KDR)

  • ventilator = ventilator

  • tracing = penelusuran; pelacakan

  • throat swab test = tes usap tenggorokan

  • thermo gun = pistol termometer

  • swab test = uji usap

  • survivor = penyintas

  • specimen = spesimen; contoh

  • social restriction = pembatasan sosial

  • social media distancing = penjarakan media sosial

  • social distancing = penjarakan sosial; jarak sosial

  • self-quarantine = swakarantina; karantina mandiri

  • self isolation = isolasi mandiri

  • screening = penyaringan

  • respirator = respirator

  • rapid test = uji cepat

  • rapid strep tes =t uji strep cepat

  • protocol = protokol

  • physical distancing = penjarakan fisik

  • pandemic = pandemi

  • new normal = kenormalan baru

  • massive test = tes serentak

  • mask = masker

  • lockdown = karantina wilayah

  • local transmission = penularan lokal

  • isolation = isolasi

  • incubation = inkubasi

  • imported case = kasus impor


Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa