Seminar Internasional Sastra Lisan: Menjemput Konvensi Menggali Makna
Medan, Badan Bahasa—Balai Bahasa Sumatra Utara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Seminar Internasional Sastra Lisan dan Konser Syair Alam Melayu Nusantara, hari Kamis (14/09/2017). Seminar yang dilaksanakan di Hotel Garuda Plaza tersebut bertema “Menjemput Konvensi Menggali Makna”. Acara dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatra Utara, yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur, dan Pemberdayaan Masyarakat, Drs. Amran Uteh, M.A.P.
“Pengutamaan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional, bukan hanya tugas Balai Bahasa Sumatra Utara, melainkan tugas seluruh bangsa Indonesia”, tutur Amran, dalam sambutannya saat membuka seminar tersebut. Ia menambahkan bahwa dalam ilmu kesusastraan, dikenal dua karya sastra, yaitu sastra lisan dan sastra tulisan. Sastra lisan tentu saja memiliki perbedaan dan karakteristik yang berbeda dengan sastra tulisan, dan kedua sastra tersebut harus dijaga dan dilestarikan. “Mari kita membina, mengembangkan bahasa dan sastra indonesia , dan memelihara serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam menangani masalah bahasa dan sastra Indonesia”, tegas Amran.
Sementara itu, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S., Kepala Pusat Pembinaan, Badan Bahasa mengatakan bahwa seminar ini menjadi penting dalam dinamika kebangsaan kita, karena dengan sastra lisan kita bisa membangun bangsa. Bahasa Melayu seperti juga bahasa Jawa, Sunda, Batak, Aceh, dan bahasa lainnya menjadi bagian penting sebagai penyandang dan penopang pilar-pilar kebahasaan di Indonesia. Bahasa Indonesia secara historis berasal dari bahasa Melayu telah tumbuh menjadi bahasa yang besar yang menyatukan Indonesia. “Ada 646 bahasa daerah di seluruh Indonesia, yang telah diidentifikasi oleh Badan Bahasa, yang saat ini disatukan oleh bahasa Indonesia”, tegas Gufran.
Pembicara lainnya, Prof. Dr. Wan Syaifuddin, Ph.D., Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Daerah Sumatra Utara, mengapresiasi seminar yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Sumatra Utara ini, dan mengajak agar kerja sama terutama di bidang sastra dengan HISKI dapat diwujudkan dengan nota kesepahaman yang menjadi payung kerja sama di bidang kesastraan.
Dr. T. Syarfina, M.Hum. Kepala Balai Bahasa Sumatra Utara dalam laporannya mengatakan bahwa selain tema menjemput konvensi menggali makna, ada empat subtema seminar yaitu sastra lisan dan kemaritiman, sastra lisan dan ekonomi kreatif, sastra lisan dan kebangsaan, serta sastra lisan dan ekosistem lainnya. Seminar ini diikuti oleh 150 peserta dan 39 pemakalah yang terdiri dari kalangan dosen, peneliti, guru, sastrawan, dan pemerhati sastra yang berasal dari Indonesia, Belanda, Brunai Darussalam, dan Malaysia.
Beberapa pemakalah yang ikut serta dalam seminar tersebut diantaranya Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. (Indonesia), SN Dr. Dato’ Zurinah Hassan (Malaysia), Pehin Orang Kaya Putera Maharaja Dato Paduka Awang Haji Abdul Gani bin Pehin Datu Pekerma Dewa Dato Paduka Awang Haji Abdul Rahim (Brunai), Shafa’atussara Silahuddin (Belanda), dan Dr. Syahrial, M.Hum. (Indonesia). Seminar yang berlangsung selama dua hari ini, akan ditutup dengan rangkaian persembahan sastra, yaitu Persembahan Konser Syair Melayu Nusantara, dan Persembahan Teater Bangsawan dari Perkumpulan Seni Singapura. (tr/ds)