Ceramah Kebahasaan dan Kesastraan: Penginternasionalan Bahasa dan Sastra Indonesia

Ceramah Kebahasaan dan Kesastraan: Penginternasionalan Bahasa dan Sastra Indonesia

Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menggelar Ceramah Kebahasaan dan Kesastraan dengan tema Penginternasionalan Bahasa dan Sastra Indonesia di kantor PPSDK, Bogor, 25 September 2017.

Menurut Kepala PPSDK, Prof. Emi Emilia, kegiatan tersebut bertujuan menjaring gagasan dalam rangka mempertajam dan memperkaya kebijakan peningkatan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

Dalam ceramah tersebut dihadirkan Berthold Damshäuser, pengajar bahasa Indonesia, pakar sastra, dan penerjemah dari Universitas Bonn, Jerman sebagai pembicara. Sebagai mitra pembahas, dihadirkan Agus R. Sarjono, sastrawan Indonesia yang akrab dengan penerjemahan karya sastra Indonesia.

Di hadapan peserta yang terdiri atas para penerjemah dari Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI), pengajar BIPA, dosen dan mahasiswa Universitas Pertahanan, peneliti Badan Bahasa, serta staf PPSDK, Berthold Damshäuser berpendapat bahwa sebenarnya bahasa Indonesia sejak dahulu telah menjadi bahasa internasional (bahasa antarbangsa) karena digunakan sebagai lingua franca di kawasan Asia Tenggara.

Namun, bahasa Indonesia saat ini belum mampu menjadi bahasa dunia karena belum memenuhi syarat menjadi bahasa pengantar hubungan diplomatik internasional, bahasa perdagangan internasional, dan bahasa rujukan internasional untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Pada era global ini bahasa dunia makin monolingual yang didominasi penggunaan bahasa Inggris. Berthold Damshäuser juga menekankan pentingnya memperkenalkan sastra Indonesia kepada masyarakat dunia dalam upaya penginternasionalan bahasa Indonesia. Melalui karya yang berkualitas, sastrawan Indonesia harus mampu menjadi duta bahasa Indonesia dalam berbagai ajang internasional di mancanegara.

Karya-karya sastra Indonesia yang luhur perlu diterjemahkan ke berbagai bahasa asing agar masyarakat dunia mengenal peradaban Indonesia untuk kemudian tertarik “membaca” Indonesia dari teks bahasa sumbernya. Untuk itulah, diperlukan penerjemah-penerjemah andal yang mampu menyampaikan pesan-pesan keindonesiaan ke masyarakat dunia dengan baik.

Pada bagian akhir ceramahnya, Berthold Damshäuser menegaskan pentingnya keberadaan pusat penerjemahan karya sastra Indonesia guna mendukung upaya penginternasionalan bahasa dan sastra Indonesia. Dalam hal ini, keberadaan PPSDK sangat diperlukan dan perlu terus diperkuat. (DS)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa