Siswa SMA Darut Tafsir Bogor Antusias Kunjungi Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra

Siswa SMA Darut Tafsir Bogor Antusias Kunjungi Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra

Sentul, Badan Bahasa—Rombongan SMA Darut Tafsir Bogor yang terdiri atas 114 siswa dan 4 guru pendamping mengunjungi Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra, Jumat, 23 Maret 2018. Kedatangan mereka diterima oleh Kepala Bidang Pengembangan Strategi Kebahasaan, Joni Endardi.

Mereka terlihat antusias menyaksikan tayangan kosakata dasar bahasa daerah di Indonesia, cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia, peta bahasa daerah, ekspresi sastra lokal, dan informasi kekerabatan bahasa.

Kepala Sekolah SMA Darut Tafsir Bogor, Herawati mengaku sangat senang bisa berkunjung ke laboratorium yang terletak sekitar enam kilometer dari Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor itu.

“Saya ucapkan terima kasih atas diterimanya kunjungan kami dengan baik dan ramah, ternyata di daerah Bogor, tempat saya lahir, ada sebuah tempat pembelajaran menarik yang perlu diketahui oleh anak didik saya, yaitu terkait kebinekaan bahasa dan sastra daerah. Kebetulan sekali anak didik saya beragam (asal daerah), ada yang dari Madura, Padang, Palembang, dan Sunda,” tutur Herawati pada saat memberikan sambutan.

Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra merupakan salah satu fasilitas dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) yang beralamat di Jalan Anyar km 4, Kawasan IPSC, Desa Tangkil, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pengembangan Strategi Kebahasaan, Joni Endardi mengungkapkan bahwa salah satu fasilitas laboratorium ini adalah ruang keberagaman bahasa, di sana terdapat informasi bagaimana kata “akar” itu ada di berbagai daerah di Indonesia dengan bermacam-macam istilah tapi tetap satu, karena ada unsur kesamaannya.  

“Kita ini punya bahasa daerah yang terpetakan sebanyak 652 bahasa daerah, dari Sabang sampai Merauke, yang paling banyak itu di Papua (sekitar 375 bahasa daerah). Bahasa daerah itu jati diri Anda. Kumpulan dari mosaik-mosaik 652 bahasa daerah itu yang menjadikan Indonesia itu satu, kita beragam, berbeda-beda tapi tetap satu, namanya konsep Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana 652 bahasa dearah itu kami rangkai, kami dokumentasikan melalui laboratorium kebinekaan ini,“ungkap Joni disambut riuh tepuk tangan siswa yang hadir.

Selanjutnya, Joni menuturkan bahwa selain ruang keberagaman bahasa, ada juga ruang cerita rakyat. “Berbagai cerita rakyat bisa Anda eksplorasi, dan semoga menginspirasi Anda untuk bercerita dan menghasilkan karya, Habiburahman itu kan dari pesantren ya, dan beliau bisa menghasilkan novel Ayat-Ayat Cinta,”tutur Joni menyemangati siswa yang hadir.

Nurul, siswa SMA Darut Tafsir Bogor mengaku mendapatkan pengalaman berharga usai mengunjungi Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra. “Tempatnya sangat baik dan menarik, saya yang awalnya hanya tahu bahasa Sunda, jadi tahu ternyata bahasa daerah di Indonesia banyak, sampai 652 bahasa daerah. Saya juga jadi tahu beragam ungkapan bahasa daerah,”kata Nurul saat ditemui pada akhir acara. (an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa