Bangsa yang Besar dan Budaya Literasi
Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), mengadakan kegiatan Pembekalan Teknis Pengumpulan Data Penyusunan Bahan Kebijakan pada 25—28 Maret 2018 di Swiss-Belhotel, Mangga Besar, Jakarta. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunendar, mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berhalangan hadir.
Dalam sambutannya Dadang menitipkan pesan Mendikbud terkait dengan acara tersebut. “Mendikbud sangat mendukung kegiatan ini. Beliau berharap agar peserta bisa mengikutinya dengan sungguh-sungguh karena keberhasilan pemetaan literasi berada di tangan peserta,” ungkap Dadang. Mendikbud juga berpesan, “Bangsa yang besar tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam dan jumlah penduduk yang banyak, tetapi juga ditandai dengan masyarakat yang mempunyai budaya literasi yang tinggi, yang memiliki peradaban tinggi, dan berperan aktif memajukan masyarakat dunia,” tambah Dadang.
Pada akhir sambutannya, Dadang menjelaskan bahwa ada tiga poros utama yang dapat meningkatkan gerakan literasi, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan wadah terdekat untuk meningkatkan literasi anak. Dadang juga mengingatkan bahwa literasi merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan secara masif. "Tiga poros utama untuk meningkatkan gerakan literasi adalah lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab kita bersama dan harus dilakukan secara masif serta melibatkan semua pihak, termasuk para pemangku kepentingan.” untuk meningkatkan literasi kita”
Kegiatan yang berkenaan dengan gerakan literasi ini bertujuan untuk melengkapi kebutuhan data dan informasi akurat atas capaian tingkat literasi rata-rata nasional, identifikasi permasalahan literasi, identifikasi daerah yang masih lemah dalam hal literasi, serta inventarisasi program konkret yang akan dilakukan. Kegiatan ini, menurut Emi Emilia dalam laporannya, merupakan rangkaian dari kegiatan Kajian Kebijakan Teknis Pendukung Literasi Nasional yang dilakukan oleh Badan Bahasa. Lebih lanjut, Emi berharap agar para tenaga teknis yang ditunjuk sebagai pelaksana dapat mengaplikasikan proses pengolahan data serta menguasai prosedur pengumpulan dan analisis data. Pembekalan ini juga diharapkan dapat mendorong terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik antarpelaksana kajian, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat daerah.
Peserta kegiatan Pembekalan Teknis Pengumpulan Data Penyusunan Bahan Kebijakan ini adalah Tim Kajian Kebijakan Teknis Pendukung Literasi Nasional Badan Bahasa atau Tim PPSDK sebanyak 10 orang, peneliti dari balai dan kantor bahasa 60 orang, koordinator proktor provinsi 34 orang, narasumber dari pusat pendidikan 7 orang, narasumber dari Badan Bahasa 4 orang, dan panitia 11 orang. (Dv)