Badan Bahasa Kembali Mengadakan Lokakarya KBBI V untuk Pemutakhiran dan Perbaikan

Badan Bahasa Kembali Mengadakan Lokakarya KBBI V untuk Pemutakhiran dan Perbaikan

Jakarta—Sebagai produk yang ditujukan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) masih memerlukan masukan, baik berupa tanggapan, kritik, maupun saran dari masyarakat untuk kesempurnaan KBBI. Untuk memfasilitasi masukan tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengadakan kegiatan Lokakarya Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima di Aula Gedung Samudra, Badan Bahasa, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.

“Saya sangat senang dengan diadakannya kegiataan ini, mengingat KBBI adalah acuan penting dalam penggunaan bahasa. Setiap bulannya, pengguna KBBI selalu bertambah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran KBBI di tengah-tengah kita. Walaupun begitu, KBBI masih membutuhkan masukan, ide baru, dan kata baru, serta harus dimutakhirkan, mengingat bermunculannya kata-kata baru di sekitar kita,”ujar Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Hurip Danu Ismadi saat membuka acara itu.

Lebih lanjut, Danu menuturkan bahwa ada tiga strategi dalam memutakhirkan KBBI, yakni terkait dengan isi KBBI, cara kerja editor, dan cara penyajian KBBI.  

“Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen Badan Bahasa dalam memperbaiki hal teknis terkait KBBI dan menghasilkan sesuatu hal yang positif demi perkembangan KBBI,”kata Danu.

Ia menambahkan bahwa menurut data statistik yang diperoleh tim KBBI V, sampai saat ini ada sekitar 4814 konstribusi bahasa daerah dalam KBBI V. Kemudian, secara daring sudah hampir 4,9 juta orang pengguna yang mengakses KBBI V Daring.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pengembangan, Dora Amalia mengatakan bahwa tujuan dari lokakarya tersebut adalah  mengajak anggota masyarakat, terutama pakar bahasa dan bidang ilmu untuk menelaah konten atau bahan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima yang telah disusun oleh tim penyusun KBBI V.

Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari lokakarya sebelumnya yang pernah dilaksanakan dengan meminta saran dan kritik dari para pakar, baik dari segi format maupun pengolahan entri, terutama dalam penyeleksian entri dan pendefinisian,”ungkap Dora.

Acara yang terdiri dari dua sesi ini menghadirkan enam narasumber, yaitu Apolonius Lase dari Kompas, Fadjriah Nurdiasih dari liputan6.com, Habib Rifai dari Detikcom, Priyantono Oemar dari Republika, UU Suhardi dari Majalah Tempo, dan Wakhid Nur Effendi dari Tren Kebaya.

Sementara itu, peserta yang menjadi salah satu kontributor ide dalam acara ini terdiri dari 50 orang peserta yang berasal dari kalangan jurnalis, penulis, penyuluh bahasa, peneliti Badan Bahasa, guru, dosen, editor bahasa, dan mahasiswa.

Pada kesempatan itu, UU Suhardi, salah satu narasumber mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Badan Bahasa karena telah mengadakan lokakarya ini sebagai bentuk komitmen yang dilakukan setiap enam bulan sekali. Ia pun tidak bisa membayangkan apabila KBBI tidak hadir menemani aktivitas wartawan dalam menulis.

“Saya sangat mengapresiasi acara yang menjadi rutinitas ini, saya juga tidak bisa membayangkan jika KBBI tidak hadir menemani aktivitas wartawan dalam menulis, karena yang paling akrab dengan KBBI adalah media,”ujarnya. (dv/an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa