Langkah Kerja Pemutakhiran KBBI Edisi V

Langkah Kerja Pemutakhiran KBBI Edisi V

Dewasa ini generasi muda sedang dilanda cinta, cinta akan menggunakan gawai yang berlebihan sehingga lebih banyak  menghabiskan waktu bermain aneka fitur gawai daripada membaca buku. Hal itu tentu akan berpengaruh terhadap tingkat literasi generasi muda khususnya, masyarakat pada umumnya. Dalam menanggapi lemahnya literasi masyarakat, Pusat Pengembangan dan Pelindungan,  Badan Pengembanan dan Pembinaan Bahasa,  mengadakan Loka Karya Kemutakhiran Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di Aula Sasadu, Gedung Samudra, Badan Bahasa pada, Senin, 9 April 2018.

Sebagai buku yang memuat ribuan kata, istilah dan definisinya, serta makna dari berbagai bidang ilmu, KBBI menjadi suatu benda yang harus dimiliki semua orang saat ini. Buku besar dan tebal itu sangat berguna sebagai rujukan, sumber referensi, bahkan alat pendokumentasian sejumlah kosakata dalam sebuah bahasa. Dengan demikian  sebagai rujukan kata untuk berbahasa yang baik dan benar, KBBI adalah pilihan yang tepat.

Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan, Dr. Dora Amalia, loka karya ini bertujuan untuk mendapatkan saran dan perbaikan untuk kesempurnaan KBBI edisi V. Sebelumnya, KBBI edisi V telah diluncurkan dalam bentuk aplikasi daring (online) pada Oktober 2016 dan bisa digunakan dengan mudah dan nyaman dengan harapan tingkat literasi pengguna juga akan meningkat. “Kita berharap anggota masyarakat, terutama pakar bahasa dari berbagai bidang ilmu, hendaknya memberikan masukan untuk kesempurnaan KBBI edisi V. Kehadiran aplikasi ini  juga diharapkan bisa meningkatkan budaya literasi para penggunanya,” ungkapnya.

Dora, yang juga ketua panitia kegiatan tersebut, menambahkan bahwa  dalam pemutakhiran KBBI kali ini telah terkumpul 1.000 kata baru, 114 makna baru, dan  21 contoh baru. Ada juga usulan yang sudah divalidasi, yakni  68 perubahan entri dan 30 perubahan makna. “Kita sudah mengumpulkan beberapa usulan terkait dengan kesempurnaan KBBI ini agar para pengguna KBBI bisa menikmati kosakata baru tersebut sebagai penambah wawasan,” tambahnya

Kegiatan yang diadakan dua kali dalam setahun ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari awak media massa, mahasiswa, pakar bahasa, guru, dosen dan masyarakat umum lainnya yang menjadi pengguna aktif KBBI, baik cetak maupun daring. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Dadang Sunendar, Kepala Badan Bahasa menjelaskan bahwa kemutakhiran tersebut merupakan kegiatan pertama kali dilakukan untuk KBBI daring, Ia juga berharap kesempurnaan KBBI nantinya dapat memfasilitasi secara maksimal layanan kebahasaan dan kesastraan untuk  masyarakat. "Ini merupakan pertama kali kami memutakhirkan KBBI daring. Perlu diketahui bahwa KBBI daring terpublikasikan sejak KBBI kelima ada.  KBBI ini juga bentuk dari pelayanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat," ucap Dadang dalam acara pembukaan kegiatan tersebut.

Menurut Dadang, yang juga menjadi narasumber saat itu, pada 6 April yang lalu, KBBI daring mencapai 127.775 entri dan hasil pencariannya mencapai 15.711.026 entri. Artinya, statistik tersebut bisa terus bertambah. Namun, belum bisa dipastikan apakah angka  15 juta tersebut merupakan pencarian orang yang sama atau berbeda karena angka tersebut tidak merujuk pada satu pengguna.

Sejak tahun 2015 hingga April 2018, jumlah kata atau lema  dalam KBBI terus mengalami kenaikan. Pada 2015 ada sebanyak 90 ribu lema, kemudian pada 2016 ada 108 ribu lema. Pada 2017 jumlahnya 110 ribu lema. Terakhir, yakni 2018, lema yang sudah ada meningkat menjadi 109.213 lema.  Badan Bahasa memasang target pada 2019 lema yang sudah dimutakhirkan dalam KBBI akan mencapai  114 ribu lema.

Loka Karya Kemutakhiran Kamus Besar Bahasa Indonesia  ini juga juga dihadiri oleh  narasumber dari kalangan yang sudah akrab dengan KBBI, di antaranya Nazarudin (dosen Linguistik dari Universitas Indonesia), Asep Rahmat Hidayat (editor KBBI), Abdul Gaffar Ruskhan (ahli bahasa), serta Gatot Pramono (Pusat Teknologi dan Komunikasi/Pustekkom, Kemendikbud) (Dv)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa