Memaknai Ikhlas dan Sabar dalam Mendulang Pahala

Memaknai Ikhlas dan Sabar dalam Mendulang Pahala

Dalam rangka memeriahkan bulan suci Ramadan, Dewan Kehormatan Musala (DKM) Azikra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, telah menyusun beberapa program terbaik, di antaranya Program Belajar Alquran khusus perempuan pada setiap hari Jumat siang dan Program Pengajian Rutin setelah salat zuhur. Pengajian ini, selain mendatangkan pemateri/penceramah dari luar, juga mengundang Prof. Dr. Dadang Sunendar, Kepala Badan Bahasa, untuk memberikan tausiah agama pada Senin 21 Mei 2018.

Dalam kesempatan tersebut, Dadang menyampaikan tema yang telah ditentukan oleh pengurus musala sebelumnya, yakni  “Ramadan Bulan untuk Mendulang Pahala dan Meraih Prestasi”. Pengajian ini dihadiri oleh Sekretaris Badan, Abdul Khak, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Hurip Danu Ismadi, Kepala Pusat Pembinaan, Gufran Ali Ibrahim, serta Kepala Pusat Pengembangan dan Strategi Diplomasi Kebahasaan, Emi Emilia.

Dalam penjelasannya, Dadang mengingatkan bahwa puasa adalah bulan yang penuh hikmah dan manfaat jika kita ikhlas dan sabar menjalankannya. Dalam firman Allah QS. Al-baqarah ayat 183, disebutkan  bahwa puasa merupakan ibadah wajib bagi orang yang beriman, yang jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, akan memperoleh derajat takwa. Untuk itu, Dadang mengingatkan bahwa konsep sabar dan ikhlas harus dimiliki oleh setiap muslim. Sabar yang dimaksud adalah tahan dengan segala cobaan, tidak mudah putus asa, serta tidak mudah mengeluh. Makna ikhlas mengacu pada ketulusan hati melakukan ibadah semata-mata karena Allah dan berserah diri kepada-Nya. Kedua konsep ini seperti satu mata uang yang memiliki dua sisi, artinya saling berkaitan dan saling mendukung. Lebih lanjut, Dadang juga mengutip firman Allah dalam QS. Az-zumar ayat 10, yang artinya,    Katakanlah (Muhammad),” Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertawaklah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.

Makna ayat tersebut sangat jelas bahwa orang yang bersabar dalam kebaikan akan meraih pahala tanpa batas. Dadang menambahkan, sabar dalam hidup ada lima macam, yakni sabar dalam ibadah, sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam menghadapi nafsu duniawi,  sabar dalam maksiat,  serta sabar dalam jihad. Sabar dalam ibadah dapat diartikan bersabar dalam  menjalankan semua rangkaian ibadah yang telah diperintahkan Allah. Orang yang terburu-buru dalam mengerjakan salat karena ada rapat atau pekerjaan yang menumpuk itu namanya tidak sabar dalam ibadah. “Ada juga orang yang terburu-buru dalam salatnya karena ini mengikuti rapat, padahal seharusnya ia bisa tenang dalam melakukan ibadah tersebut, jika orang tersebut tergesa-gesa, itu berarti ia tidak sabar dalam menjalankan ibadah, semoga tidak ada yang seperti itu di sini” ujar Dadang sambil tertawa kecil.

Dadang juga menguraikan pengertian sabar dalam menghadapi musibah. Ada banyak musibah yang menghampiri kita, entah itu musibah kehilangan benda atau kehilangan jabatan. Terkadang itu membuat kita lupa bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Sabar dalam menghadapi duniawi maksudnya sabar dalam menghadapi tipu daya dunia. Sebagai contoh, katanya, dalam menjalankan puasa, ketika tunjangan kinerja atau tukin sudah cair, ada orang yang  menjauh dari masjid, ia pergi ke pusat perbelanjaan, padahal bulan Ramadan belum berakhir.

Konsep sabar dalam maksiat kita harus menjauh dari berbagai perbuatan  maksiat, entah itu maksiat yang kecil atau maksiat besar. Ada teman yang mengajak main kartu, misalnya, pada mulanya hanya bermain biasa, lama-lama ikut bertaruh dan berjudi. Hal yang terakhir adalah sabar dalam jihad. Jihad adalah upaya untuk meraih kebaikan. Kebaikan apapun yang diperintahkan oleh Allah hendaklah dikerjakan  dengan baik dan sungguh-sungguh.

Dalam akhir penjelasannya, Dadang mengajak jamaah  untuk selalu istikamah dalam menjalankan ibadah. Amalan yang sudah dilakukan pada bulan Ramadan harus dijaga sehingga menjadi hamba Allah yang bertaqwa. (Dv, Mnf)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa