Kegiatan Mancakrida sebagai Langkah Meningkatkan Kompetensi ASN
![Kegiatan Mancakrida sebagai Langkah Meningkatkan Kompetensi ASN](https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/images/009.jpg)
Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud, baru-baru ini telah melakukan kegiatan mancakrida (outbound) dalam upaya peningkatan kompetensi pegawai. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 85 orang selama tiga hari, 21—23 Februari 2018. Kegiatan yang berpusat di New Resort Panjang Jiwo, Kabupaten Bogor, ini dirangkai dengan berbagai acara, di antaranya penyampaian materi tentang kepegawaian pada hari pertama, kegiatan mancakrida pada hari kedua, serta penandatanganan komitmen atau perjanjian kerja antara Kepala Subbidang dan Kepala Pusat Pembinaan serta antara Kepala Subbagian dan Kepala Pusat Pembinaan sebagai penutup kegiatan.
Materi yang berkaitan dengan kepegawaian disajikan oleh oleh Trisno Zuardi, Kepala Bagian Pengembangan dan Penghargaan, Biro Kepegawaian, Kemendikbud, selaku narasumber. Topik sajiannya adalah Peningkatan Kompetensi untuk Menuju Aparatur Sipil Negara (ASN) yang andal. Ia mengajak peserta pertemuan agar senantiasa menjadi ASN yang beretika, berpikir strategis, berkolaborasi, berkeputusan tegas, berinovasi, dan bekerja tuntas. Jika etos kerja seperti itu tidak dimiliki niscaya para ASN akan tertinggal dan tidak produktif sebagai abdi negara.. “ASN yang berkompetensi adalah mereka yang beretika, berpikir strategis, berkolaborasi, berkeputusan tegas, berinovasi dan bekerja tuntas. Jika tidak, ASN tersebut akan menjadi pegawai yang tertinggal dalam banyak hal,” ujar Trisno Zuardi.
Selain menghadirkan Trisno sebagai narasumber, Pusat Pembinaan juga mengundang Muhaswad Dwiyanto, Inspektur III, Inspektorat Jenderal, Kemendikbud, menyampaikan topik yang berhubungan dengan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran. Dalam paparannya, Muhaswad mengungkapkan beberapa hal yang perlu dipahami oleh para ASN pada saat berhadapan dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Mereka hendaknya bersikap tenang dan tertib, tidak stres ketika diperiksa dan tidak memperlakukan petugas BPK sebagai musuh atau sosok yang ditakuti. Narasumber yang telah lama berkecimpung di dunia auditor ini juga berharap, pengelolaan keuangan agar dikerjakan sesuai dengan aturan dan perundang-undangan dan jangan sampai menutupi kesalahan dengan kesalahan yang baru.
Pada hari kedua kegiatan ini memasuki suasana santai atau rekreasi yang juga beraroma peningkatan kompetensi para peserta mancakrida. Kegiatannya berupa permainan di alam terbuka yang mengesankan suasana penuh canda, riang, dan terjalinannya suasana akrab antarsesama peserta. Senam pagi bersama menjadi kegiatan pembuka untuk kebugaran jasmani, lalu dilanjutkan dengan beraneka permainan yang dipandu oleh instruktur pilihan dan andal. Jenis permainan, antara lain pengisian pipa bocor, yang meyiratkan makna persatuan tim, strategi pemecahan masalah, dan kepemimpinan. Ada juga permainan bola voli sarung, yang memiliki makna kehati-hatian dalam bertindak dan cekatan dalam menangkap persoalan. Permainan bola pingpong memiliki makna kekompakan dalam tim, sabar, dan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan tim atau lawan bermain.
Di antara peserta banyak yang merasa senang mengikuti kegiatan bermain di alam terbuka ini. Selain dapat meningkatkan semangat kerja, mengobati kejenuhan bekerja setiap hari di kantor serta mempererat jalinan silaturahmi antarpegawai selama pelaksanaan mancakrida.
Pada malam penutupan dilakukan penandatanganan perjanjian kerja antara Kepala Subbidang dan Kepala Pusat Pembinaan serta antara Kepala Subbagian dan Kepala Pusat Pembinaan. Dalam perjanjian tersebut, Gufran Ali Ibrahim, selaku Kepala Pusat Pembinaan mengingatkan agar seluruh pegawai selalu berkolaborasi dalam mencapai target daya serap Pusat Pembinaan 2018, yakni di titik 97,05 persen. Target tersebut harus bisa terlaksana secara proporsional dengan tekad yang kuat dalam bekerja. Gufran juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini dapat mempererat silaturahmi antarpegawai.
Bagi Gufron, orang yang pintar dan pandai, jika tidak bisa merawat silaturahmi dan semangat persaudaraan, tidak lengkap kehidupannya sebagai insan berbudaya. “Semoga kita bisa mencapai target yang sudah kita sepakati bersama. Kita harus menjaga silaturahmi dengan baik serta memperoleh manfaat dari kegiatan mancakrida ini, yang kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Dwi Pratiwi, Kepala Subbagian Tata Usaha, yang juga bertindak sebagai ketua panitia dalam kegiatan tersebut. Dewi mengaku, kegiatan ini sudah direncanakan sejak lama dengan harapan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. (dv/ns)