Tari Tradisional Indonesia Diajarkan di Bulgaria

Tari Tradisional Indonesia Diajarkan di Bulgaria

Kamis (8/3), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia bekerja sama dengan pengajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dari PPSDK (Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), Kemendikbud,  menyelenggarakan pelatihan tari tradisional Indonesia bagi peserta kelas Bahasa Indonesia di ruang kelas jurusan East, South, and Southeast AsiaUniversitas Sofia, Bulgaria. Tari yang  yang diajarkan bervariasi,  yaitu tari Nandak Ganjen, Manggaro, dan Bajidor Kahot. Zara dan Desi, dua penari Bulgaria dari klub Pesona Mawar Nusantara (PMN) hadir sebagai narasumber, sekaligus pelatih. PMN, yang beranggotakan kawula muda Bulgaria merupakan grup tari binaan KBRI Sofia yang dibentuk pada 2006 oleh Duta Besar Republik Indonesia pada saat itu, R. Broto Utomo. PMN telah berpartisipasi di berbagai ajang budaya, baik  dalam negeri maupun luar negeri.

Peserta pelatihan  terlihat antusias ketika mempelajari beberapa gerakan tarian. Terlebih lagi mereka merasa banggga ketika sedang mengenakan selendang dan kipas sebagai aksesori busana tarian. Theodora, salah seorang peserta, mengaku senang mengikuti pelatihan tersebut.   Perempuan muda  itu berujar bahwa pada suatu saat nanti dia akan bertandang  ke Indonesia.

Nurul Sofia,  Sekretaris Pertama Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Sofia, mengungkapkan bahwa  KBRI Sofia  telah melakukan secara terus-menerus promosi peningkatan citra Indonesia di Bulgaria, termasuk melalui kegiatan pelatihan tari tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk menumbuhkan kecintaan mahasiswa terhadap Indonesia sejalan dengan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. “Kami berharap promosi kebudayaan yang dilakukan pada jangka panjang juga akan meningkatkan peluang kerja sama Indonesia-Bulgaria di bidang lain, seperti perdagangan, pariwisata, dan investasi,” imbuh Nurul.

Kelas Bahasa Indonesia di Universitas Sofia telah berjalan sejak akhir tahun 2012 dan menunjukkan tren ketertarikan mahasiswa setempat. Kelas Bahasa Indonesia pada saat ini telah berkembang menjadi dua kelas,  kelas pemula untuk mahasiswa tahun pertama dan kelas lanjutan untuk mahasiswa tahun kedua.

Bahasa Indonesia, termasuk Bahasa Vietnam dan Tibet, merupakan mata kuliah pilihan di Universitas Sofia jurusan East, South,  and Southeast Asia. Mata kuliah Bahasa Jepang, Korea, dan China sudah diperlakukan sebagai mata kuliah wajib. Mata kuliah Bahasa Indonesia belum menjadi kuliah wajib karena belum tersedia pengajar tetap Bahasa Indonesia di universitas tersebut. Pada semester ini tenaga pengajar yang mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia berasal dari PPSDK, BPPB, Kemendikbud. Pada kesempatan itu KBRI Sofia sangat mengapresiasi dukungan PPSDK berupa pengiriman tenaga pengajar BIPA ke Universitas Sofia, Bulgaria. (nida fauziah)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa