Kemenpar Bekali Peserta Diklat dengan Materi Bahasa Indonesia
![Kemenpar Bekali Peserta Diklat dengan Materi Bahasa Indonesia](https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/images/IMG20180314114206.jpg)
Jakarta, pada Rabu, 14 Maret 2018, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menerima kunjungan peserta Diklat Pimpinan IV, Kementerian Pariwisata. Kunjungan perdana ini diikuti oleh tiga puluh peserta dan disambut hangat oleh Kepala Bagian Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Dr. Nilam Suri, yang mewakili Kepala Badan Bahasa. Dalam sambutannya, Nilam mengungkapkan rasa senangnya atas kunjungan tersebut karena akan berdampak positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. “Saya sangat senang dengan kunjungan Bapak dan Ibu. Semoga pertemuan ini akan berdampak baik bagi penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik,” ujarnya.
Pada pertemuan itu Nilam juga menyentil soal penggunaan ungkapan Wonderful Indonesia pada slogan Kementerian Pariwisata. Katanya, slogan tersebut dapat “mematikan” bahasa Indonesia di negara Indonesia sendiri. Penggunaan bahasa asing, walaupun bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, tetap saja bermakna menduakan bahasa Indonesia itu sendiri. Menurut Nilam, penggunaan Pesona Indonesia sebagai pengganti ungkapan beraroma asing tersebut sangatlah indah dan memesona. “Penggunaan kata Wonderful Indonesia dapat mematikan bahasa Indonesia di negara sendiri loh Bapak dan Ibu. Tapi, jika dipakai Pesona Indonesia, ungkapan itu semakin memesona,” ujarnya sembari tersenyum.
Pairan, S.Sos, Kepala Subbidang Pengembangan SDM Aparatur, yang juga sebagai ketua rombongan, mengungkapkan rasa terima kasih dan bahagia karena berkesempatan dapat berkunjung ke Badan Bahasa. Tujuan perkunjungan ini, kata Pairan, selain ingin memupuk silaturahmi antarlembaga, Kementerian Pariwisata dan Badan Bahasa, juga untuk membekali peserta diklat agar lebih memahami tata naskah penulisan proyek perubahan, yang nantinya dapat diaplikasikan dalam unit kerja masing-masing. “Saya mewakili rombongan merasa senang karena bisa berkunjung ke Badan Bahasa. Tujuan kami ke Badan Bahasa ini, selain untuk memupuk silaturahmi antarlembaga, juga untuk membekali peserta diklat agar lebih memahami tata naskah penulisan proyek perubahan, yang nantinya dapat diaplikasikan dalam unit kerja masing-masing,” ungkap Pairan.
Kepala Bidang Pemasyarakatan, Badan Bahasa, Dra. Ovi Sofiaty, M.Pd., juga merasakan hal yang sama pada saat memaparkan sambutannya. Ovi, sekaligus sebagai narasumber, menjelaskan aktivitas atau cakupan kerja Badan Bahasa: visi dan misi, pembagian unit, tugas dan fungsi, serta program Badan Bahasa yang salah satunya berkaitan dengan pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik.
Lebih lanjut Ovi mengatakan bahwa bahasa Indonesia erat juga kaitannya dengan dunia pariwisata. Mengapa? Karena bahasa Indonesia itu sendiri bisa dijadikan sebagai objek wisata. Bahasa Indonesia yang menjadi objek wisata bisa menimbulkan daya tarik bagi wisatawan asing setidaknya karena perannya sebagai sarana komunikasi antaretnik di wilayah Indonesia.
Ovi juga menyebutkan bahwa bahasa Indonesia adalah alat pertahanan negara karena diperlakukan sebagai pemersatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki berbagai bahasa daerah yang hanya dipahami oleh penutur bahasa tersebut. Dalam konteks itulah, bahasa Indonesia berperan sebagai pengikat dan pemersatu bangsa atau warga Indonesia. Pada akhir paparannya, Ovi berpesan agar Kementrian Pariwisata bisa membantu Badan Bahasa untuk mengawasi penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik sesuai dengan amanat UUD No. 24 Tahun 2009. Ia juga mengajak peserta diklat untuk menjadi kontributor dan pemerkaya kosakata bahasa Indonesia.
Salah satu peserta yang enggan disebutkan namanya mengaku bangga karena memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Badan Bahasa. Ia merasakan tidak hanya mendapatkan banyak ilmu, tetapi juga bertekad untuk mengaplikasikannya sesuai dengan tugas dan tanggung jaswabnya sebagai ASN. (DV/NS)