Tujuh Jurnal Badan Bahasa Terakreditasi

Tujuh Jurnal Badan Bahasa Terakreditasi

Jakarta—Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengadakan acara Sosialiasi Akreditasi Jurnal Ilmiah Indonesia, pada Selasa pagi, 17 Juli 2018 di gedung Sasana Widya Graha, LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.  Acara diawali dengan sambutan dari Kepala LIPI, Dr. Laksana Tri handoko, M.Sc. dan dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat jurnal terakreditasi dengan peringkat Sinta 1 dan 2 oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Dr. Muhammad Dimyati. Dimyati menjelaskan bahwa sebanyak 2.174 jurnal masuk pada sistem Arjuna (Akreditasi Jurnal Nasional) dan diperingkatkan melalui Sinta. Pemeringkatan Sinta terbagi pada Sinta 1 sampai Sinta 6.  Berdasarkan data sampai dengan 17 Juli 2018, tercatat jurnal dengan peringkat Sinta 1 sebanyak 45 jurnal, Sinta 2 sebanyak 553 jurnal, Sinta 3 sebanyak 455 jurnal, Sinta 4 sebanyak 616 jurnal, Sinta 5 sebanyak 410 jurnal, dan Sinta 6 sebanyak 95 Jurnal.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) telah mendaftarkan sebanyak 38 jurnal, tujuh jurnal dari 38 jurnal masuk pada kategori Sinta 2 dan mendapatkan sertifikat akreditasi dari Kemenristekdikti. Tujuh Jurnal tersebut yaitu: Atavisme (Balai Bahasa Surabaya), Ranah (Pusat Pengembangan dan Pelindungan), Kandai (Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara), Aksara (Balai Bahasa Bali), Sawerigading (Balai Bahasa Makasar), Metalingua (Balai Bahasa Bandung), dan Widyaparwa (Balai Bahasa Yogyakarta). Sertifikat akreditasi jurnal secara simbolis diserahkan kepada Badan Bahasa dan diterima oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Dr. Hurip Danu Ismadi, M.Pd.

Wakil Kepala LIPI. Prof. Dr. Bambang Subiyanto, M.Sc. dalam sambutannya  menyampaikan tentang Etika Publikasi Ilmiah. Bambang menegaskan dalam etika publikasi ilmiah, tidak hanya penulis yang dikenai aturan etika, editor dan mitra bestari wajib mematuhi rambu-rambu etika untuk menjamin keaslian isi dan independensi proses publikasi. Bambang berharap hasil usaha para pengelola jurnal untuk menjembatani publikasi hasil penelitian dari peneliti Indonesia  sehingga dapat diakses secara luas dan dimanfaatkan dengan baik. Sementara itu Kepala Subdirektorat Fasilitasi Jurnal Ilmiah, Kemenristekdikti, Dr.  Lukman memaparkan kendala yang dihadapi dunia publikasi ilmiah di Indonesia. Beberapa solusi sedang diupayakan oleh tim Arjuna untuk meminimalisasi kendala,  salah satunya adalah dengan membangun Rumah Jurnal Keilmuan Indonesia dan mengembangkan Sinta yang akan digunakan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Pasifik.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa