Kantor Bahasa NTB Peduli Korban Gempa Lombok
![Kantor Bahasa NTB Peduli Korban Gempa Lombok](https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/resource/doc/images/g156.jpg)
Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat melakukan peninjauan dan penyaluran bantuan terhadap korban gempa Lombok di Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Selasa, 31 Juli 2018. Hal ini sebagai salah satu wujud rasa kepedulian Kantor Bahasa NTB terhadap para korban bencana gempa yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa, dan Bali pada hari Minggu, 28 Juli 2018. Bantuan tersebut berupa 30 dus mi instan dan 20 dus air mineral.
Sejumlah buku bacaan terbitan Kantor Bahasa NTB juga diserahkan kepada petugas Kantor Kepala Desa Madayin. Buku bacaan tersebut dimaksudkan agar para korban, khususnya anak-anak, merasa terhibur dan bisa melupakan sejenak penderitaan yang mereka alami. Meningkatkan daya literasi dalam situasi dan konsisi yang tidak mengundtung juga suatu cara untuk menyejukkan hati para korban gempa.
Kasman, Koordinator Tim mengisi format administrasi penyaluran bantuan, selain untuk mencatat jumlah bantuan, juga untuk mengetahui bahwa bantuan itu tepat sasaran. Perwakilan Kantor Kepala Desa, Madayin, menyambut hangat perhatian dan kepedulian Kantor Bahasa NTB terhadap musibah yang menimpa Negeri Seribu Masjid itu
Pada kesempatan itu tim dari Kantor Bahasa NTB juga meninjau beberapa lokasi yang terkena dampak langsung bencana gempa, mulai dari wilayah Sembalum Bumbung, Sembalun Lawang, Sajang, Obel-Obel, hingga daerah Bayan. Banyak bangunan rumah, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya yang mengalami kerusakan. Selain posko pengungsian yang dibangun oleh pihak pemerintah, beberapa warga terlihat memilih tinggal sementara di posko tenda yang didirikan secara individu di dekat rumah masing-masing. Di sekitar posko pengungsian Lapangan Desa Madayin terdapat beberapa tenda pengungsian, posko kesehatan dan dapur umum. Salah seorang pegawai BPNB menyampaikan kepada tim, selain logistik, anak-anak sekolah juga membutuhkan kelengkapan alat tulis dan buku untuk persiapan sekolah pascagempa.
Selain penyaluran bantuan, tim juga melakukan pendataan bangunan sekolah yang mengalami kerusakan. Beberapa sekolah di wilayah Sajang dan Madayin mengalamai kerusakan paling parah. Sampai saat ini sekolah masih diliburkan. Bantuan berikutnya akan lebih difokuskan pada kebutuhan sekolah dan pendidikan anak-anak korban gempa. Hasil pendataan ini sebagai bahan masukan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terjun langsung ke lokasi bencana bersama dengan dua Unit Pelayanan Teknis Kemendikbud lainnya di NTB, yaitu LPMP NTB, BP PAUD, dan Dikmas NTB.