Balai Bahasa Riau Bina Komunitas Literasi di Meranti

Balai Bahasa Riau Bina Komunitas Literasi di Meranti

SelatpanjangBalai Bahasa Riau, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menggelar acara pembinaan komunitas literasi di Kabupaten Meranti. Kegiatan yang bertujuan untuk menyukseskan Gerakan Literasi Nasional ditaja selama dua hari, 11--12 November 2018, di Kota Selatpanjang, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau.

Kepala Balai Bahasa Riau, Drs. Umar Solikhan, M.Hum., dalam acara pembukaan Minggu (11/11) mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan prestasi literasi di Kepulauan Meranti. “Diharapkan anggota komunitas yang sudah mengikuti pembinaan ini semakin termotivasi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas karya tulis sehingga mampu ‘bersaing’ di kancah nasional,” kata Umar, yang juga sekaligus menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Dalam sambutannya, Umar juga berharap muncul penulis muda unggulan dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan demikian, kehidupan berliterasi semakin menggaung di daerah penghasil sagu terbesar di Riau ini. “Semoga saja kegiatan literasi juga memengaruhi peningkatan aspek kehidupan lainnya sesuai dengan tema kegiatan pembinaan komunitas literasi ini: dengan literasi membangun negeri,” ujar Umar.

Sanggar Tabir menjadi pilihan Balai Bahasa Riau sebagai komunitas literasi yang mendapatkan pembinaan berupa pelatihan menulis bagi anggotanya. Sanggar yang didirikan pada 12 Agustus 2014 ini menjadi tempat bernaung dan menimba ilmu sastra bagi masyarakat Kepulauan Meranti dalam meningkatkan dirinya  bersastra dan berkesenian, seni budaya.

Ketua Dewan Pembina Sanggar Sastra Tabir, Afrizal Cik, S.Sos., M.Si, menceritakan awal mula dan perjalanan sanggar dalam pidato sambutannya. Menurut Afrizal Cik, pada masa awal berdirinya, anggota Sanggar Sastra Tabir setiap minggu mengadakan diskusi sastra. Akhirnya, diskusi dan proses kreatif anggota sanggar berhasil menelurkan buku kumpulan cerita yang berjudul Dongeng Anak Meranti dan Peribahasa Melayu. Tidak sampai di situ, mereka terus berkarya. Anak-anak muda pegiat literasi ini pun semakin bersemangat untuk menulis. Dengan menjalin kerja sama dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kepulauan Meranti, mereka melahirkan karya “Menulis Hikayat Menjunjung Adat”. Karya selanjutnya adalah sebuah film berjudul “Mencari Mustika” dan buku kumpulan dongeng yang berjudul Hikayat Tanjung Tekepil.

Para narasumber dalam acara yang diikuti oleh 61 peserta tersebut adalah Drs. Umar Solikhan, Dr. Griven Herry Putra, M.Ag., Afrizal Cik, S.Sos., M.Si., Dr. Fatmawati Adnan, M.Pd., dan Yulita Fitriani, S.S., M.Hum. Materi pelatihan yang disajikan adalah Kebijakan Literasi Nasional, Penulisan Cerpen, Penulisan Artikel, dan Motivasi Menulis. (Irwanto, Balai Bahasa Riau)


Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa