Bahasa Indonesia Terbukti sebagai Alat Pemersatu Berbagai Negara di Dunia

Bahasa Indonesia Terbukti sebagai Alat Pemersatu Berbagai Negara di Dunia

Jakarta, Malam Apresiasi bagi Pemenang  Lomba Pidato dan Bercerita dalam Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APLP BIPA) 2018 dimeriahkan dengan tari Gebyar Indonesia. Acara itu digelar di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018. Dalam acara tersebut turut hadir Direktur Jenderal Kebudayaan (Kemdikbud), Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), (Kemdikbud),  Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (Kemdikbud), serta beberapa perwakilan kedutaan besar negara sahabat di Jakarta.

Hilman Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, di hadapan delegasi sembilan belas  negara di dunia mengungkapkan bahwa  bahasa Indonesia telah terbukti dapat memperkuat persatuan negara-negara  di seluruh  dunia. Ia  juga berharap agar pesertaberkenan memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia di negara masing-masing. “Bahasa Indonesia telah terbukti dapat memperkuat persatuan negara-negara di seluruh dunia, dan kami berharap agar  Anda semua sebagai delegasi terbaik dapat memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia di negara Anda,” ungkapnya

Tidak hanya itu, Hilman juga menawarkan beasiswa Darmasiswa kepada peserta yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia. Menurut Hilman, mereka adalah generasi muda yang dapat membantu perkembangan bahasa Indonesia menuju bahasa internasional. Hal ini sejalan  dengan ujaran Emi Emilia, Kepala PPSDK, yang menyebutkan bahwa bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah sarana bekerja sama. Pada awalnya  bahasa Indonesia dikembangkan di dalam negeri untuk digunakan sesama bangsa Indonesia, kemudian berlanjut untuk meningkatkan fungsi dasarnya guna menjadi sarana kerja sama dengan bangsa lain, baik di kawasan Asia Tenggara maupun di negara lainnya. Dalam acara itu diumumkan para pemenang lomba pidato bahasa Indonesia, lomba bercerita, lomba debat, dan pemenang pembicara terbaik, serta para finalis yang terpilih pada perlombaan sebelumnya. Pembicara terbaik pada debat bahasa Indonesia diraih oleh  Oliver Sewal Pane Lomer dari Inggris Raya dan Nur Farhana binti Mazlan dari Malaysia. Pemenang lomba bercerita diraih oleh Shakif bin Suhaimi (Juara 1) dari Malaysia, Fatisan Hayeeawae (Juara II) dari Thailand, dan James Jay Roberts (Juara III) berasal dari Australia. Pemenang untuk kategori debat bahasa Indonesia dimenangi  oleh Nur Fahana binti Mazlan dari Malaysia, Jeffrey F. Gan dari Amerika Serikatm dan  Hono Masuki dari Jepang. Lomba pidato bahasa Indonesia diperoleh  Leon Woltermann sebagai Juara I dari Jerman, Fatimah Jamal juara II dari Mesir, dan Hono Masuki Juara III delegasi asal Jepang.

Hono Masuki, pemenang yang mendapat dua penghargaan sekaligus dalam ajang Debat dan Pidato Bahasa Indonesia tersebut  mengaku bangga dan bahagia saat namanya dipanggil sebagai pemenang. Padahal,  ia merasa pidatonya tidak menarik dan sedikit gugup saat berbicara. Namun,  wanita yang lahir di Negeri Sakura itu tetap optimis dalam mengikuti perlombaan tersebut.

Hal yang serupa juga dirasakan oleh Fatisan, delegasi asal Thailand,  yang menjadi juara ketiga lomba bercerita. Pada  saat itu ia bercerita tentang bawang putih. Fatisan merasa senang dengan hasil kerja kerasnya dalam belajar bahasa Indonesia selama dua tahun terakhir dan berharap tahun depan dia bisa mengikuti kegiatan yang sama.

Berbeda halnya dengan  Khakimova Gulkhida dan Hakimova Sevara, peserta asal Uzbekistan ini gagal memasuki posisi teratas saat mengikuti tes Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI). Hal itu disebabkan oleh  waktu belajar bahasa Indonesia yang sangat singkat, yakni lima bulan,. Kendati demikian, mereka berjanji akan belajar lebih serius saat kembali ke negaranya. “Kami hanya belajar bahasa Indonesia lima bulan. Sebelum berangkat ke Indonesia, kami sudah memprediksi bahwa hasil tes kami akan rendah. Selanjutnya,  kami akan belajar sungguh-sungguh saat kembali ke negara kami,” ungkapnya. (Dv)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa