Pembukaan Kursus Bahasa Indonesia di University of Social Sciences and Humanities, Vietnam

Pembukaan Kursus Bahasa Indonesia di University of Social Sciences and Humanities, Vietnam

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Hanoi, Vietnam mengadakan acara pembukaan kursus bahasa Indonesia di University of Social Sciences and Humanities (USSH) pada Jumat 15 Februari 2019. Kabar ini dilansir dari laman resmi universitas tersebut. Acara tersebut dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi dan Rektor USSH, Prof. Dr. Pham Quang Minh. Kursus bahasa Indonesia diadakan sesuai dengan perjanjian antara KBRI di Vietnam dan USSH. Universitas akan menjadikan bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran resmi dalam kurikulum Divisi Studi Asia Tenggara karena bahasa Indonesia adalah bahasa keempat yang paling banyak digunakan di dunia dan populer di Asia Tenggara. Sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Vietnam, USSH memiliki misi untuk berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan budaya di dalam komunitas ASEAN.

Sejalan dengan hal tersebut, pada tanggal 16 dan 18 Februari 2019, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) telah mengirim dua pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), yaitu Siti Nurfitriani dan Sri Nurasiawati. Kedua pengajar tersebut akan bertugas hingga 30 Juni 2019. Hal ini dilakukan untuk mendukung diplomasi kebahasaan dan mengisi kegiatan pemelajaran bahasa Indonesia di universitas tersebut. Diplomasi melalui kebahasaan terus dikembangkan dan didorong oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa karena keinginan masyarakat ASEAN untuk mempelajari bahasa Indonesia semakin meningkat. Bahasa Indonesia menjadi jembatan yang dapat menghubungkan negara-negara anggota ASEAN.

Mata kuliah pilihan Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah yang paling banyak dipilih dan diikuti oleh mahasiswa di USSH. Total pemelajar BIPA pada semester ini mencapai 47 pemelajar. Tingginya tingkat antusiasme mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia menyebabkan kegiatan pembelajaran harus dilakukan di dua kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk setiap kelas dilaksanakan dalam dua kali pertemuan perminggu. Mata kuliah pilihan Bahasa Indonesia di USSH berbobot tiga SKS selama 2,5 jam. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 18 Februari 2019, pukul 12.45 hingga pukul 15.25 waktu setempat. Pada pertemuan pertama, pemelajar diberikan materi pengenalan angka, huruf, warna, dan ungkapan sapaan dalam bahasa Indonesia. Kemudian, para pemelajar mempraktikkan sapaan dalam bahasa Indonesia bersama pemelajar lainnya di depan kelas.

Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada Rabu, 20 Februari 2019. Pemelajar mengenal konsep angka dan warna melalui permain tradisional Indonesia, congkak . Para pemelajar sangat menikmati permainan tradisional Indonesia tersebut. Dari sebuah permainan tradisional congkak, budaya Indonesia secara perlahan diperkenalkan kepada para pemelajar. Cara seperti ini cukup efektif dan efisien dalam mempelajari bahasa serta budaya Indonesia. Belajar melalui permainan tradisional ini semakin meningkatkan minat pemelajar dalam mempelajari bahasa Indonesia di kelas. Keceriaan pun timbul dalam kegiatan pembelajaran sehingga situasi kelas tidak membosankan.

 

Selain pembelajaran dengan menggunakan kearifan lokal kemajuan teknologi Indonesia saat ini juga perlu diperkenalkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkenalkan keberhasilan Indonesia dalam membangun bangunan yang megah, seperti gedung-gedung pencakar langit, waduk, jalan tol yang membentang luas, lintas rel terpadu (LRT), moda raya terpadu (MRT), dan bangunan megah lainnya. Keberhasilan-keberhasilan Indonesia tersebut dapat memberikan citra bahwa Indonesia bukan hanya negara yang kaya akan budaya dan tempat-tempat eksotisnya, melainkan juga memiliki kemajuan teknologi yang tidak kalah dengan negara-negara maju lainnya. Dengan citra tersebut, diharapkan keinginan pemelajar untuk mempelajari bahasa Indonesia menjadi semakin bergairah dan keinginan untuk mengunjungi Indonesia pun menjadi bertambah.

Kemajuan teknologi di Indonesia terus tumbuh dan berkembang dengan pesat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan dan daya tarik pemelajar untuk mempelajari bahasa negera tertentu,  di samping kekayaan budaya dan tempat-tempat eksotisnya. Oleh karena itu, kemajuan teknologi harus selalu didorong dan dipacu agar ketertarikan terhadap penggunaan bahasa Indonesia pun semakin meningkat. (Syukron Ramadloni, PPSDK)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa