Bersama Inovasi dan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Perkuat Sinergi Peningkatan Literasi

Bersama Inovasi dan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Perkuat Sinergi Peningkatan Literasi

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan sebagai lembaga yang dipercaya menjadi koordinator program Gerakan Literasi Nasional (GLN), bersama unit utama lainnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perlu bersinergi dengan berbagai pihak terkait dengan peningkatan budaya literasi. Gerakan ini dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Demikian dikatakan Dadang Sunendar, Kepala Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, ketika menerima kunjungan tim Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi)  di Ruang Gaura, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Rabu, 10 April 2019. “Selamat datang kami ucapkan kepada tim Inovasi di kantor kami. Perlu kami sampaikan bahwa Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan diberi kepercayaan oleh Kemendikbud menjadi koordinator GLN sejak tahun 2017. Oleh karena itu, kami bersama unit utama lainnya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan budaya literasi bangsa Indonesia,” ujar Dadang.

Dadang menambahkan gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, pegiat literasi, orang tua, dan organisasi sosial, yang salah satu di antaranya adalah Inovasi. Pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa.

Dari sumber informasi yang dimuat dalam harian Kompas tentang artikel bahan baca, kemampuan membaca guru, dan penyediaan buku, menurut  hasil survei Mark Heyward, program Inovasi bersama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan mempunyai kesamaan tujuan sehingga sangat berpotensi untuk  menjalin kerja sama. “Terima kasih pada Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan yang telah menyambut  kunjungan kami. Dari sumber informasi yang dimuat dalam harian  Kompas tentang artikel bahan baca, kemampuan membaca guru, dan penyediaan buku, berdasarkan  hasil survei saya, program Inovasi bersama Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan mempunyai kesamaan tujuan sehingga sangat berpotensi untuk  menjalin kerja sama,” unggap Mark.

Mark menambahkan, pada dasarnya Inovasi merupakan program kemitraan antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini  Kemendikbud.  Inovasi berupaya memahami bagaimana cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa di sekolah  di berbagai kabupaten di Indonesia, terutama dalam hal kemampuan literasi dan enumerasi

Mark mengutarakan bahwa saat ini  Inovasi mempunyai rintisan pengikatan kerja sama di empat provinsi dan tujuh belas kabupaten/kota. Namun, di tingkat kabupaten/kota banyak hambatan yang ditemui dalam  menetapkan kebijakan nasional atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Untuk itu, solusi pertama yang perlu dilakukan adalah pelatihan bagi guru. Untuk perbukuan perlu  dilakukan penyediaan buku secara berjenjang dalam hal literasi awal untuk anak.

Mark berharap, rintisan tersebut dapat membantu kebijakan pemerintah daerah dan Pemerintah Pusat serta mempercepat upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.  Apabila guru diberi waktu dan ruang, mereka akan dapat berinovasi dan kreatif.  Menurut  Mark,  saat ini terjadi sistem talkdown yang dapat menghambat guru untuk berinovasi dan berkreasi.

Dadang Sunendar sepakat dan dapat  menerima masukan dan saran yang diajukakan oleh Mark., Ia juga  berharap pertemuan tersebut akan melahirkan kerja sama kedua lembaga tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk membahas permasalahan mendasar berkaitan dengan  kurikulum, penyediaan buku, dan transisi bahasa dan lainnya selaras dengan program GLN.

Rombongan dari Negeri Kangguru ini sebanyak enam orang, dipimpin oleh Mark Heyward. Mereka  disambut langsung oleh Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan   bersama Kepala Bidang Pembelajaran (Tengku Syarfina), Kepala Subbidang Modul dan Bahan Ajar (Dewi Nastiti), dan Kepala Subbidang Bantuan Teknis (Luh Anik Mayani) serta beberapa tim lainnya. Dalam perkunjungan tersebut diberi paparan tentang profil dan capaian kerja Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan serta  berbagai program unggulan, termasuk  program GLN. Pertemuan perdana ini  adalah fase pengenalan antarkedua lembaga agar program yang memiliki kesamaan visi dapat bersinergi pada masa yang akan datang.(DV)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa