Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi Baca—Tulis Digelar di Bali Guna Mendukung Penumbuhan Budaya Literasi

Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi Baca—Tulis Digelar di Bali Guna Mendukung Penumbuhan Budaya Literasi

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Literasi Baca-Tulis Tingkat Regional Bali dan Nusa Tenggara di Hotel Ramada, Denpasar, Bali pada tanggal 13—17 Mei 2019. Kegiatan ini diikuti oleh delapan puluh orang peserta yang terdiri atas guru, pegiat literasi, serta penyuluh bahasa yang berasal dari wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar ini dilaksanakan guna mendukung penumbuhan budaya literasi dalam rangka Gerakan Literasi Regional dengan memilih sejumlah instruktur untuk dilibatkan dalam praktik baik berliterasi baca-tulis di daerah.

Dadang dalam arahannya mengungkapkan bahwa Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan sudah tiga tahun ditunjuk menjadi koordinator Gerakan Literasi Nasional (GLN) di lingkungan Kemendikbud. Seluruh unit utama Kemendikbud memiliki program literasi. Dalam setahun, lebih dari dua ratus kegiatan literasi yang dilaksanakan oleh Kemendikbud. Oleh karena itu, diperlukan koordinator untuk mengatur lalu lintas kegiatan literasi. “Gerakan Literasi Nasional ini memiliki ekosistem yang sangat luas, termasuk para pegiat literasi yang ada di seluruh Indonesia. Sejak dua tahun lalu, Badan Bahasa sudah menyusun 546 menyusun buku bahan bacaan literasi, bahkan 221 buku sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” ujar Dadang.

Dadang berharap kegiatan ini akan semakin memperkaya wawasan guna mendukung budaya.  “Semua peserta dapat saling berdiskusi, bertukar pikiran, pengalaman, dan praktik sehingga di setiap daerah ada fasilitator yang memahami literasi serta menyampaikannya kepada masyarakat,” jelas Dadang. 

Kegiatan yang dilaksanakan selama lima hari ini melibatkan beberapa praktisi, akademisi, dan tokoh literasi, seperti Syihabuddin, Toha Machsum, Ranti Jumiarni, Puji Retno, I Wayan Artika, Gede Rio Andre Sutrisna, dan Tuti Rodiah

Dalam kegiatan bimbingan teknis ini peserta akan dibekali pemahaman dan pelatihan yang cukup tentang literasi baca-tulis (baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat), pemahaman berbagai jenis teks dan menulis kreatif, serta berlatih bernalar aras tinggi (BAT). Selain dilaksanakan di regional Bali dan Nusa Tenggara, kegiatan bimbingan teknis ini juga dilaksanakan di regional Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi-Maluku, dan Papua. Peserta bimbingan teknis ini diharapkan menjadi instruktur baca-tulis dan melakukan praktik baik berliterasi baca-tulis secara masif di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat di daerahnya masing-masing. (jp, tr)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa