Pria Asal Mesir Akan Menjadi Pelopor Perkembangan Bahasa Indonesia di Negara Berbahasa Arab
Badan Bahasa—Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Dr. Hurip Danu Ismadi, menerima kunjungan dari alumnus Universitas Al-Azhar, Islam Ragab, pada Jumat, 7 Februari 2020 di Gedung Dharma. Melalui kunjungan tersebut, selain bermaksud mempererat silaturahmi, Islam juga bermaksud membahas perkembangan bahasa Indonesia di Mesir, khususnya di Universitas Al-Azhar yang telah meresmikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar kedua pada 9 Oktober 2019 lalu.
Islam yang saat ini tengah menempuh pendidikan S-2 jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, saat ditemui mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Badan Bahasa dan bertemu lagi dengan Danu yang pernah ditemuinya pada tahun 2017 lalu, saat Danu berkunjung ke Mesir dalam urusan diplomasi kebahasaan.
“Saya sangat senang bisa berkunjung ke Badan Bahasa dan bisa bertemu dengan Bapak lagi,” ujar Islam.
Selama di Mesir, Islam kerap membantu perngembangan bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia atau Puskin. Kecintaannya terhadap bahasa Indonesia tetap ia tularkan meskipun ia sedang menetap di Indonesia. Hal itu terbukti dengan aksinya membuat kanal Youtube yang berisi materi pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang Arab, atau ia namakan dengan BIPAR (Bahasa Indonesia bagi Penutur Arab). Selain ide membuat kanal Youtube, tenyata pria yang berusia 26 tahun ini juga menyiapkan materi PDF sehingga memudahkan teman-temannya dalam mempelajari bahasa Indonesia.
“Saya melihat antusiasme teman-teman saya di Mesir sangat tinggi untuk mempelajari bahasa Indonesia. Karena itu, saya berinisiatif untuk membuat kanal Youtube sehingga memudahkan mereka dalam mempelajari bahasa Indonesia. Selain itu, saya juga menyiapkan materi PDF tersebut sehingga selain menonton, mereka juga bisa membaca materi tersebut,” tegasnya.
Dalam pantauan Islam, pembelajaran bahasa Indonesia yang ada di kanal Youtube sejauh ini menggunakan bahasa Inggris, lalu bahasa Indonesia. Hal itu menyulitkan teman-temannya karena mereka harus memahami bahasa Inggris terlebih dahulu, baru bisa memahami bahasa Indonesia. Karena itu, materi dalam video Youtubenya dibuat dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia sehingga teman-teman di negara Arab lebih mudah memahaminya.
Dalam diskusi tersebut, Islam yang datang ke Indonesia dengan bantuan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) ini, menceritakan tentang keterbatasan buku pelajaran bahasa Indonesia di Mesir. Padahal, minat orang Mesir untuk mempelajari bahasa Indonesia sangat tinggi. Islam juga menyinggung pameran buku atau book fair yang diadakan di Mesir baru-baru ini. Dari 35 negara yang ikut berpartisipasi dalam pameran tersebut, tidak ada satu pun perwakilan dari Indonesia.
“Saya melihat, buku-buku pelajaran bahasa Indonesia di Mesir masih sangat terbatas, padahal minat teman-teman untuk belajar bahasa Indonesia sangat tinggi, Pak. Selain itu, dalam pameran buku yang besar di Mesir, tidak satu pun pewakilan dari Indonesia yang hadir. Saya berharap, akan ada banyak buku atau materi pelajaran yang memudahkan pemelajar bahasa Indonesia,” ungkapnya dengan penuh harap.
Lebih lanjut, Islam menuturkan bahwa perkembangan bahasa Indonesia selama tahun 2020 di Mesir sangat pesat. Jumlah mahasiswa yang terdaftar dalam Program Studi (Prodi) Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar adalah 18 orang, padahal prodi ini masih terbilang baru. Sementara itu, jumlah siswa BIPA di Pusat Kebudayaan Indonesia (Puskin) adalah 297 orang, di Pusat Studi Indonesia (PSI) adalah 100 orang, dan di lembaga kursus BIPA di Al-Azhar adalah 97 orang.
Pertemuan yang hangat itu membuat Islam bersemangat dalam berbagi inspirasi bersama Danu. Ia mengutarakan cita-citanya kelak. Jika sukses berbahasa Indonesia, ia akan pulang dan mengembangkan bahasa Indonesia di negara-negara Arab, khususnya Mesir.
Melihat semangat Islam yang menggebu, Danu memberikan respons positif dan sangat mendukung program-program yang Islam kerjakan, baik yang sudah dilakukan maupun yang sedang direncanakan. Terkait dengan keterbatasan buku, Danu akan segera memenuhi kebutuhan tersebut dengan memberikan materi pelajaran dalam bentuk daring yang dapat dicetak dan dipelajari di Mesir.
“Saya sangat mendukung program tersebut, Mas Islam. Saya sangat berharap Islam bisa sukses dalam mengembangkan bahasa Indonesia karena untuk wilayah Arab masih kurang. Terkait dengan keterbatasan buku, saya akan penuhi segera,” ungkap Danu.
Danu menambahkan, jika Islam telah matang dalam memahami bahasa Indonesia, ia bisa terjun ke dunia penerjemahan karena Badan Bahasa sangat membutuhkan sosok yang andal dalam menerjemahkan bahan-bahan bacaan. Selama ini banyak orang pandai menerjemahkan teks dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Namun, penerjemahan teks dari bahasa Indonesia ke bahasa Arab tentu membutuhkan keahlian khusus.
Danu juga siap memberikan dukungan berupa buku-buku dan dukungan finansial jika Islam mampu menjadi duta bahasa Indonesia yang bisa membantu mewujudkan amanah UU Nomor 24 Tahun 2009, terutama untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, khususnya di wilayah Arab.
“Jika Islam sudah menguasai bahasa Indonesia dan bisa membantu Badan Bahasa dalam penerjemahan bahan bacaan, kami akan sangat mendukung, baik dalam hal kelengkapan bahan-bahan kebahasaan dan kesastraan maupun dalam hal finansial,” ungkap Danu dengan yakin. (Dv)