Tindak Lanjut dari Vitalitas Bahasa Saleman: Revitalisasi Bahasa Saleman Berbasis Sekolah

Tindak Lanjut dari Vitalitas Bahasa Saleman: Revitalisasi Bahasa Saleman Berbasis Sekolah

Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kantor Bahasa Maluku melaksanakan kegiatan tahap awal revitalisasi bahasa Saleman berupa survei dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan hingga masyarakat penutur bahasa Saleman pada tanggal 21 Maret 2019 di Desa Saleman, Provinsi Maluku. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan kajian vitalitas bahasa Saleman yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Hal yang melatarbelakangi kegiatan ini adalah hasil kajian vitalitas yang menunjukkan bahwa bahasa Saleman memiliki status terancam punah.  

Kegiatan survei dan koordinasi dilakukan ke beberapa tempat, yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah, Universitas Pattimura, serta SD, SMP, dan SMK di Desa Saleman. Koordinasi kegiatan revitalisasi bahasa Saleman di Dinas Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah mendapat sambutan baik dan dukungan penuh. Setelah mengantongi respons positif dari pemerintah daerah, koordinasi dilanjutkan dengan mencari hasil kajian yang berkaitan dengan bahasa Saleman di Universitas Pattimura sebagai rujukan bahan ajar revitalisasi serta mencari pengajar yang dapat mengajarkan bahasa Saleman kepada generasi muda.

Selanjutnya, koordinasi dilakukan di SD, SMP, dan SMK yang berada di Desa Saleman. Koordinasi tidak hanya melibatkan guru, tetapi juga siswa-siswinya. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui sejauh mana situasi dan kondisi bahasa Saleman di sekolah. “Siswa-siswi sudah tidak lagi berbicara menggunakan bahasa Saleman, tetapi bahasa Indonesia,” ujar salah seorang guru. Fakta hampir punahnya bahasa Saleman juga dituturkan oleh siswa-siswi SD, SMP, dan SMK di Desa Saleman yang mengaku tidak bisa berbahasa Saleman.

Kondisi dan situasi bahasa Saleman yang terancam punah menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi penggunaan basis sekolah dalam melakukan revitalisasi bahasa Saleman. Siswa-siswi SD, SMP, dan SMK di Desa Saleman akan diajarkan bahasa Saleman oleh pengajar yang dapat berbahasa Saleman. “Siswa SD menyanyi, siswa SMP baca puisi, dan siswa SMK bercerita,” sambut salah satu pengajar bahasa Saleman. Revitalisasi bahasa Saleman berbasis sekolah ini diharapkan dapat memperkenalkan bahasa Saleman kepada generasi muda sekaligus sebagai langkah awal pembuatan muatan lokal bahasa Saleman di sekolah. (SB)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa