Kantor Bahasa Maluku Perkuat Literasi Masyarakat Pulau Buru

Kantor Bahasa Maluku Perkuat Literasi Masyarakat Pulau Buru

Buru, Badan Bahasa dan Perbukuan—Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan merupakan bunyi butir ketiga Nawacita.

Sejalan dengan hal itu, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kantor Bahasa Maluku menggelar Gebyar Literasi Cerita Rakyat Pulau Buru pada Festival Budaya Pulau Buru di Aula Universitas Iqra Buru, Namlea, Kabupaten Buru, pada Jumat (23 -8-2019).

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi baca-tulis masyarakat Pulau Buru, khususnya guru dan siswa itu merupakan bentuk kerja sama Kantor Bahasa Maluku dengan Pemerintah Kabupaten Buru. Selain itu, pada festival itu juga digelar kegiatan Pelestarian dan Aktualisasi Adat Budaya Daerah Pulau Buru.

Kepala Kantor Bahasa Maluku, Asrif mengungkapkan bahwa kegiatan itu merupakan lanjutan dari dua tahap kegiatan sebelumnya, yaitu Bimbingan Teknis Literasi bagi Guru dan Pendampingan Karya Literasi Guru. Setelah melewati dua tahap kegiatan itu dihasilkan draf naskah cerita rakyat Pulau Buru yang ditulis oleh para guru SD dan SMP se-Kabupaten Buru.

Kemudian, karya cerita rakyat tersebut diapresiasi oleh para siswa SD dan SMP di Kabupaten Buru dalam bentuk Lomba Bertutur Cerita Rakyat Pulau Buru. Siswa yang terlibat pada lomba itu sebanyak lima puluh tujuh orang.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Bahasa Maluku, Asrif, secara simbolis memberikan buku antologi cerita rakyat Pulau Buru kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Buru, Ahmad Assagaf.

Asrif menambahkan bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang tinggi tingkat literasinya. Sementara itu,  tingkat literasi yang rendah akan menjadikan masyarakatnya mudah terprovokasi. “Kita menghadapi tantangan digitalisasi dan globalisasi yang kuat. Untuk itu, kehadiran buku cerita rakyat Pulau Buru diharapkan menjadi salah satu bahan edukasi yang bermanfaat tentang sejarah Pulau Buru dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda. Jadi, karya cerita rakyat ini adalah dari masyarakat Pulau Buru, oleh masyarakat Pulau Buru dan untuk masyarakat Pulau Buru,”tutur Asrif.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Buru, Ahmad Assagaf mengatakan bahwa Pemkab Buru mendukung upaya pelestarian budaya leluhur. Oleh sebab itu, ia berharap ke depan kerja sama pengembangan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah Pulau Buru yang sudah terjalin dengan Kantor Bahasa Maluku semakin kuat. (an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa