Penandatanganan Nota Komitmen Pelindungan Bahasa Tobati

Penandatanganan Nota Komitmen Pelindungan Bahasa Tobati

Sebagai tindak lanjut hasil survei dan koordinasi beberapa bulan sebelumnya, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, bersama dengan Pemerintah Kota Jayapura melakukan Penandatanganan Nota Komitmen Pelindungan Bahasa Tobati dalam rangka Revitalisasi Bahasa Tobati. pada hari Senin, 26 Agustus 2019. Penandatanganan nota komitmen itu dilakukan di hadapan Wakil Wali Kota Jayapura Ir. H. Rustan Saru, M.M., Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura Matias B. Mano, S.Par, M.K.P., Kepala Bidang Pembinaan SD Kota Jayapura Ellen Montolalu, M.Pd, dan Kepala SD Inpres Tobati Tunggul Ompusunggu.

Dalam kesempatan tersebut, Drs. Suladi, M.Pd. Kepala Subbidang Pelindungan Bahasa, mengatakan bahwa keterlibatan pemerintah daerah dalam upaya pelindungan bahasa ini menjadi titik awal yang baik. Dengan adanya nota komitmen pelindungan bahasa Tobati ini semakin menguat  pula peran dan keseriusan pemerintah daerah dalam melindungi bahasa daerah, khususnya bahasa Tobati. Rustan Saru, Wakil Wali Kota Jayapura, menambahkan bahwa Pemerintah Kota Jayapura sangat mengapresiasi gagasan revitalisasi bahasa Tobati oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam sambutannya dijelaskan pula bahwa nota komitmen bersama ini harus ditindaklanjuti oleh dinas terkait, seperti dinas pendidikan, sehingga bahasa Tobati dapat diajarkan di sekolah. Perlu diketahui bahwa  sudah terdapat buku muatan lokal berbahasa Tobati yang disusun oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura bersama dengan Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat.  

Dalam acara  Penandatanganan Nota Komitmen Pelindungan  Bahasa Tobati tersebut digelar pertunjukan yang diperankan oleh siswa SD Inpres Tobati dalam bentuk dialog, tarian, teatrikal dengan menggunakan bahasa Tobati. Dalam hal ini, sebelumnya para siswa SD Inpres Tobati telah mendapat pembelajaran bahasa Tobati dari Nicodemus Hamadi dan Yohana Yos Ondi, selaku pegiat bahasa Tobati, dibantu oleh guru SD Inpres Tobati seperti Theresia A. S. Mansawan. Pergelaran pentas seni dalam bahasa Tobati ini suatu pertanda bahwa  bahasa tersebut dapat dan perlu  diajarkan di SD Inpres Tobati sebagai sekolah percontohan bermuatan lokal bahasa daerah. Dampak positifnya diharapkan anak-anak dapat menggunakan bahasa Tobati dalam kehidupan sehari-hari. (SB)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa