Memulai Karier Menulis

Memulai Karier Menulis

“Memulai Karier Menulis” adalah sebuah tema diskusi yang diusung dalam acara bertajuk Bincang Sastra Bersama Sastrawan Berkarya Daerah 3T Tahun 2020. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 16 Juni 2020, melalui aplikasi Zoom dan ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube Badan Bahasa. Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Satra. Dalam sambutannya, Drs. Muh. Abdul Khak, M.Hum menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi siapa pun, terutama yang ingin berkarier menjadi penulis.

Kegiatan yang berdurasi selama dua jam ini menghadirkan pembicara Royyan Jullian, salah satu sastrawan terpilih dalam program pengiriman sastrawan ke daerah 3T tahun 2020, serta Drs. Erlis Nur Mujiningsih seorang peneliti senior di Badan Bahasa.

Proses kreatif setiap penulis berbeda-beda. Menulis adalah kemampuan menuangkan gagasan, ide, angan-angan, atau perasaan dalam bentuk tulisan melalui unsur-unsur bahasa. Menulis membutuhkan sebuah ketekunan dan keseriusan. Royyan memberikan kiat 3+1 untuk memulai karier menjadi penulis. Kiat yang pertama adalah seorang penulis harus senang membaca, menjadikan rutinitas membaca sebagai kebutuhan. Membaca menjadi suatu pondasi utama dalam memulai langkah menjadi penulis karena semakin banyak buku yang dibaca akan menentukan mutu karya yang dihasilkan. Jika suka menulis novel dan cerpen, spektrum bacaan harus diperluas, misalnya membaca buku sains, filsafat, sejarah, antropologi, dan lain-lain. Hal itu sangat diperlukan dalam memperkaya tulisan. Keluasan bacaan juga sangat menentukan kualitas sebuah tulisan.

Selanjutnya, kiat yang tidak kalah penting adalah berguru kepada karya orang lain. Hal itu dapat dilakukan dengan membaca karya orang lain, mempelajari formula, kekayaan bahasa, dan gaya kepenulisan.  Jika semua itu sudah dilakukan, penulis bisa lanjut berkarya secara rutin. Royyan juga menyampaikan bahwa tulisan akan teruji mutu dan kualitasnya dengan mengirimkan karya tersebut melalui kompetisi, lomba, sayembara, atau media massa dan penerbit. Salah satu kunci menjadi seorang penulis adalah tidak mudah tersinggung saat mendapat kritikan. Tahap akhir yang bisa dilakukan seorang penulis adalah mengunggah karya di media sosial agar dapat dibaca dan dikritik oleh orang lain. Seorang penulis harus bisa menerima kritik atas karyanya. Kritikan tersebut akan membuat penulis memperbaiki kualitas tulisannya. Seorang penulis pemula harus selalu menulis secara konsisten.

Erlis Nur Mujiningsih mengemukakan bahwa sebuah karya yang berhasil adalah karya enak dibaca. Bahasa bagi seorang pengarang adalah sebuah kuas, cat, dan kanvas, dengan menggunakan “bahasa”, pengarang menciptakan karyanya. Lebih lanjut disampaikan kiat menulis untuk pemula di antaranya melalui langkah sederhana, yaitu menemukan ide, mengumpulkan bahan, menyeleksi bahan, dan membuat kerangka, serta mengembangkan kerangka menjadi sebuah tulisan.

Dalam sesi tanya jawab dan diskusi, peserta banyak yang bertanya tentang bagaimana mengatasi mood menulis yang seringkali hilang. Jika sedang mengalami kondisi yang tidak baik untuk menulis alangkah baiknya tinggalkan sejenak tulisan itu, lalu jalan-jalan atau sekadar mencari udara segar. Bisa juga melihat film, membaca buku, dan kegiatan lain yang menghibur. Itu beberapa kiat yang disampaikan oleh narasumber. Lebih lanjut disampaikan bahwa sebaiknya penulis membuat kerangka tulisan agar tulisan bisa terarah. Hal lain yang tak kalah penting adalah menulis berarti menyampaikan sesuatu kepada pembaca. Jadikanlah tulisan itu enak dibaca, dinikmati, dan bermanfaat untuk pembaca. (EM)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa