Balai Bahasa Sumut Beri Penghargaan kepada Media Massa Peduli Bahasa
Medan—Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Azis, M.A., membuka secara virtual prosesi penyerahan Penghargaan Media Massa Peduli Bahasa Tahun 2020 di Hotel Le Polonia, Medan, Selasa, 25 Agustus 2005. Penyerahan penghargaan ini dibarengi gelar wicara secara virtual oleh Komisi Pemberdayaan Organisasi Dewan Pers yang diketuai Asep Setiawan.
Asep menuturkan, media massa tidak terlepas dari para pencari berita atau wartawan yang saat ini telah dilengkapi dengan sertifikat uji kompetensi dari berbagai lembaga profesi, seperti Persatuan Wartawan Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, dan Serikat Media Siber Indonesia. Total wartawan yang kompeten per Juni 2020 sebanyak 16.224 wartawan.
“Salah satu ruang lingkup kerja Dewan Pers dalam pembinaan bahasa adalah memonitor pers di Indonesia. Dewan Pers memperhatikan fungsi pers sebagai media yang memberikan informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial, menegakkan kode etik jurnalistik,” ujar Asep di hadapan enam puluh peserta dari berbagai insan pers dan media kampus. “Dalam hal ini,” sambungnya, “wartawan harus bersikap independen, memberikan berita yang akurat, dan tidak beritikad buruk. Selain itu, wartawan harus menyajikan fakta, bukan opini dan harus berimbang ,serta tidak membuat berita hoaks. Ditambahkan lagi, fungsi Dewan Pers adalah menyelesaikan pengaduan dan juga menjadi fasilitator organisasi pers.”
Peran Media Sangat Penting
Kepala Bahasa Sumatra Utara, Maryanto, dalam paparannya menyebutkan, peran media sangat penting dalam penyebaran bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi Sumatra Utara tercatat sebagai provinsi yang pernah melaksanakan Kongres Bahasa Indonesia .
“Sejak masa pergerakan kemerdekaan, surat kabar yang terbit di Sumatra Utara sudah menggunakan bahasa Indonesia sebagai media perjuangan kebangsaan. Surat kabar Benih Merdeka dan Perwata Deli merupakan bukti sejarah pers di Sumut sudah menggeliat sejak masa kemerdekaan. Salah satu tokohnya adalah Parada Harahap,” katanya. “Surat kabar itu pun berandil besar bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang kita gunakan saat ini,” tambah Maryanto.
Maryanto juga membeberkan, setelah Proklamasi NKRI RI, Medan pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres Bahasa Indonesia Pertama tahun 1954. Balai Bahasa Sumatra Utara telah memprogramkan menggelar Kongres Bahasa Indonesia di Barus atau Medan, Sumatra Utara tahun 2023. Kegiatan ini diharapkan akan menyegarkan kembali tantangan kebahasaan kita. Kita, bahkan dunia internasional, tahu bahwa bahasa Indonesia berasal atau lahir dari bahasa Melayu yang cikal bakalnya itu ada di Semenanjung Malaka.
“Padahal, latar belakang sejarah bahasa Indonesia melalui pers pergerakan di Sumut dan jauh sebelum abad ke-20, peradaban Melayu itu ada di Sumatra Utara, yakni di titik nol peradaban Islam Nusantara di Barus. Pengakuan dunia internasional mengenai keberadaan bahasa Indonesia ini perlu kita mutakhirkan,” tegas Maryanto.
Selain Asep Setiawan dan Maryanto, narasumber dalam gelar wicara ini dari Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Salman Tanjung, M.A.P. dengan materi sajian Peran dan Kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dalam Pembinaan Media Massa.
Berikut ini adalah daftar Pemenang Media Massa Peduli Bahasa Tahun 2020.
Kategori Media Massa Umum
Pemenang 1 : Harian Tribun Medan
Pemenang 2 : Harian Waspada
Pemenang 3 : Harian Analisa
Kategori Media Massa Kampus
Pemenang 1 : Persma Kreatif (Universitas Negeri Medan)
Pemenang 2 : Suara USU (Universitas Sumatra Utara)
Pemenang 3 : Dinamika (Uiversitas Islam Negeri Sumatra Utara)
Alkaushar Lingga sebagai Penulis Produktif tentang Kebahasaan dan Kesastraan di Media Massa Tahun 2020.