Badan Bahasa Usulkan Krida Bahasa dalam Gerakan Pramuka

Badan Bahasa Usulkan Krida Bahasa dalam Gerakan Pramuka

Dalam rangka pemartabatan bahasa negara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, kembali mengadakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Finalisasi  Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK): Pedoman Reksa Bahasa dan Pedoman Krida Bahasa pada Senin, 31 Agustus 2020 di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani, Badan Bahasa.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Koordinator Kelompok Substansi Pemasyarakatan Bahasa dan Sastra, Fairul Zabadi. Dalam sambutannya, Fairul mengungkapkan bahwa program Reksa Bahasa dan Krida Bahasa bertujuan untuk menguatkan peran dan kontribusi duta bahasa sebagai representasi generasi muda dalam pengembangan, pelindungan, dan pembinaan bahasa. Kegiatan finalisasi pedoman tersebut difokuskan pada pembahasan Saka Bahasa. Saka Bahasa ini diharapkan dapat menjadi wadah kegiatan bagi anggota pramuka dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kebahasaan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam bidang kebahasaan.

“Program Reksa Bahasa dan Krida Bahasa ini bertujuan untuk menguatkan peran dan kontribusi duta bahasa sebagai representasi generasi muda dalam pengembangan, pelindungan, dan pembinaan bahasa. Kita akan berfokus pada Saka Bahasa, yang nantinya diharapkan bisa menjadi bahan pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam organisasi pramuka yang notabenenya diisi oleh generasi muda” tuturnya.

Selaras dengan yang dikatakan Fairul, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak, yang saat itu bergabung secara virtual juga mengharapkan hal yang sama. Khak berharap, materi kebahasaan bisa menjadi bahan diklat kepramukaan di samping nilai-nilai kebangsaan yang selama ini sudah ada dalam dunia kepramukaan. Dia menyarankan tiga hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program ini. Pertama, pelaksanaan Krida Bahasa harus diukur tingkat keterlaksanaannya. Kedua, tim perumus diharapkan mampu memberikan alternatif jenis-jenis kegiatan  yang dapat menjadi acuan atau percontohan. Ketiga, kegiatan-kegiatan krida ini harus berlangsung secara fleksibel.

“Kita tahu bahwa organisasi pramuka adalah salah satu pilar negara yang ikut menjaga nilai-nilai kebangsaan. Saya berharap, materi kebahasaan bisa menjadi poin penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan diklat kepramukaan, di samping nilai-nilai kebangsaan yang sudah pernah diajarkan selama ini di kepramukaan. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program ini yakni, pertama pelaksanaan krida bahasa harus diukur tingkat keterlaksanaannya, kedua tim perumus diharapkan mampu memberikan beberapa alternatif  jenis-jenis kegiatan  yang dapat menjadi acuan atau percontohan, dan yang terakhir adalah kegiatan-kegiatan krida ini harus fleksibel,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Teguh Susanto selaku narasumber yang saat itu mewakili Satuan Karya (Saka) Widya Budaya Bakti, Kemendikbud, menuturkan bahwa satu kementerian hanya boleh memiliki satu satuan karya. Untuk itu, kegiatan kebahasaan dapat menjadi salah satu krida dalam Saka Widya Budaya Bakti. Pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan timnya terkait dengan pengusulan krida bahasa menjadi bagian dari Saka Widya Budaya Bakti yang sudah ada sebelumnya.

Senada dengan hal tersebut, Kingkin Suroso sebagai perwakilan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang bergabung secara virtual saat itu juga menyambut baik usulan krida bahasa. Ia menyakini bahwa krida bahasa akan diterima dengan baik oleh anggota pramuka yang jumlahnya jutaan sehingga itu akan menjadi program unggulan. Ia pun tidak memiliki alasan untuk menolak ajakan baik Badan Bahasa untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Lebih lanjut, ia juga bangga ketika bahasa Indonesia sudah banyak diminati oleh orang asing.

“Ini adalah usulan yang sangat bagus. Saya yakin bahwa kegiatan kebahasaan akan diterima baik oleh anggota pramuka yang jumlahnya sangat banyak. Kami tidak ada alasan untuk menolak ajakan ini. Saya juga bangga bahwa bahasa Indonesia sudah banyak diminati oleh orang asing. Kita sambut ajakan ini dengan semangat,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Pada akhir paparannya, pria yang pernah berkiprah dalam dunia Akabri Angkatan Laut pada tahun 1980 ini menuturkan bahwa kehadiran krida bahasa dalam gerakan pramuka akan menjadi semangat baru untuk memajukan pramuka di tanah air. Tiap-tiap anggota pramuka harus memiliki kecakapan dalam bidang kebahasaan. Dalam hal kenaikan pangkat, anggota juga harus memenuhi syarat, yakni memiliki kecapakan kebahasaan. (DV)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa