Maraknya Berita Bohong Menandakan Rendahnya Daya Baca Masyarakat
Jakarta--Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hurip Danu Ismadi, secara resmi membuka acara Bengkel Praktik Baik Berliterasi Baca-Tulis dalam rangka penyelenggaraan Gerakan Literasi Nasional (GLN) bagi komunitas dan pegiat literasi pada Rabu, 9 Oktober 2019 di LPMP DKI Jakarta. Dalam sambutannya, Danu mengungkapkan bahwa saat ini sangat dibutuhkan upaya yang konsisten dalam meningkatkan budaya literasi, khususnya literasi baca-tulis. Pegiat literasi diharapkan mampu menggiring masyarakat untuk cinta berliterasi serta berpikir kritis, terutama dalam menyerap berita-berita yang beredar di kalangan masyarakat.
“Keberadaan komunitas dan pegiat literasi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan budaya literasi masyarakat serta harus mampu mendorong masyarakat untuk berpikir kritis dalam menyerap berita-berita yang banyak beredar,” ungkapnya.
Menurut Danu, salah satu pemicu konflik di kalangan masyarakat adalah kekurangtelitian dalam menerima informasi. Masyarakat cenderung menyebarluaskan informasi yang mereka terima tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Begitu pula halnya dengan berita-berita yang berisi ujaran kebencian. Maraknya penyebaran berita bohong dipicu oleh daya baca masyarakat yang rendah sehingga tidak kritis dalam menyerap informasi. Akhirnya, tidak sedikit orang tersandung kasus hukum. Oleh karena itu, menurutnya, pencegahan hal tersebut melalui upaya peningkatan budaya literasi merupakan tugas kita semua.
“Saat ini sangat banyak orang tersandung kasus hukum hanya karena menyebarkan berita bohong. Mereka yang menerima tidak teliti terhadap isi beritanya. Mereka hanya melihat judul, lalu menyebarkannya. Hal itu tentu karena daya baca yang rendah sehingga tidak mampu berpikir kritis” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pembelajaran, Tengku Syarfina, melaporkan bahwa kegiatan yang diperuntukkan bagi delapan puluh orang perwakilan komunitas dan pegiat literasi ini digagas langsung oleh Subbidang Pembelajaran Sastra, Bidang Pembelajaran, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra. Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut dihadirkan fasilitator literasi yang sudah dipilih melalui kegiatan Bimbingan Teknis Instruktur Baca-Tulis, baik tingkat nasional, regional, maupun provinsi yang akan membimbing dan berbagi ilmu bersama peserta.
Dalam kegiatan yang menjadi rutinitas tahunan ini dihadirkan beberapa orang narasumber, di antaranya, Hurip Danu Ismadi, Tengku Syarfina, Gol A Gong, Sarip Abdul Rohman, dan Rahmat Heldy, serta ditemani oleh tiga orang moderator, yakni Retno Utami, Sulastri, dan Anto. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan budaya literasi baca-tulis di lingkungan masyarakat. (Dv)