Melestarikan Budaya Melalui Festival Teater Tradisi

Melestarikan Budaya Melalui Festival Teater Tradisi

Jakarta—Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra,  Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan menggelar sejumlah acara, salah satunya adalah Festival Teater Tradisi. Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Bidang Pemasyarakatan Bahasa dan Sastra sekaligus Ketua Bulan Bahasa dan Sastra 2019, Ovi Soviaty Rivay, pada Sabtu, 12 Oktober 2019 di Halaman Kantor Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.

Dalam sambutannya, Ovi mengapresiasi pelaksanaan acara tersebut dan mengucapkan terima kasih kepada semua penampil yang telah berkenan mengisi acara. Dia juga berharap, kekayaan Indonesia berupa teater tradisi ini harus selalu dicintai serta dilestarikan dari generasi ke generasi. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berterima kasih kepada seluruh peserta yang sudah berkenan mengisi acara pada perayaan Bulan Bahasa dan Sastra. Saya berharap kekayaan Indonesia berupa teater tradisi ini harus selalu bersemi, dicintai, serta dilestarikan dari generasi ke generasi,” tuturnya.

Festival yang digelar selama dua hari ini dimeriahkan oleh berbagai jenis teater tradisi, antara lain, lego-lego (NTT), ubrug (Banten), topeng blantek (Jakarta), longser (Jawa Barat), ludruk (Jawa Timur), dan randai (Sumatra Barat). Pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 ditampilkan tiga teater tradisi, yaitu lego-lego, ubrug, dan topeng blantek. Lego-Lego merupakan pertunjukan tari yang berasal dari Pulau Alor-Pantar, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tarian ini merupakan tarian yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan secara melingkar dengan cara bergandengan tangan tanpa melihat batas agama dan status sosial. Ubrug merupakan teater tradisional yang memadukan unsur teater, musik, tari, dan bela diri. Elemen-elemen tersebut dikemas dalam balutan komedi. Ubrug diiringi oleh seperangkat alat musik, seperti gendang, saron, kempul, gong angkeb, piul, dan kecrek. Sementara itu, topeng blantek adalah pertunjukan teater asli milik masyarakat Betawi. Seni pertunjukan ini dahulu dipentaskan untuk menghibur para tuan tanah. Dalam topeng blantek biasanya ditampilkan cerita kehidupan masyarakat hingga cerita legenda Betawi yang diisi dengan lawakan (humor) dan diiringi musik.

Pada hari kedua, yaitu pada 13 Oktober 2019 ditampilkan longser, ludruk, dan randai. Longser merupakan salah satu jenis teater rakyat yang hidup dan juga berkembang di daerah Priangan, khususnya di Bandung. Ludruk merupakan drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan. Randai merupakan salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk  lingkaran, kemudian para pemain melangkahkan kaki secara perlahan sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama, dan silat menjadi satu. 

Sebelum pertunjukan dimulai, pembawa acara terlebih dahulu menjelaskan sekilas tentang kesenian yang akan ditampilkan dan dalam acara tersebut penonton diperkenankan untuk bertanya kepada seniman guna memperkaya wawasan kebudayaan. (Dv)

Admin Badan Bahasa

-

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa