Al-Azhar Resmi Jadikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua
Kairo, 9 Oktober 2019. Bermula dari sebuah gagasan akan pentingnya bahasa Indonesia bagi penutur bukan asli Indonesia, khususnya komunitas pelajar dan mahasiswa Mesir ditambah perlunya membangun sinergi dalam pengembangan ilmu bahasa Indonesia di kalangan civitas akademia Universitas Al-Azhar, maka sejak 2016, KBRI Kairo telah berhasil bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar Mesir, untuk mengajarkan bahasa Indonesia di Al-Azhar.
Dalam kurun waktu tiga tahun, pengajaran bahasa Indonesia tersebut menujukkan perkembangan yang sangat signifikan, dimana banyak dosen dan mahasiswa Al-Azhar dari lintas fakultas yang ikut serta menjadi pembelajar bahasa Indonesia di fakultas tersebut. Mencermati kesuksesan tersebut, ditambah besarnya minat masyarakat Mesir terhadap bahasa Indonesia, maka dipandang perlu untuk mengembangkan bahasa Indonesia yang lebih akademis. Untuk itu, maka lahirlah ide untuk membuka prodi Bahasa Indonesia pada Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar yang diinisiasi oleh Atdikbud KBRI Kairo, Dr. Usman Syihab.
Untuk merealisasikan ide tersebut, KBRI Kairo menggandeng berbagai pemangku kepentingan, baik dengan Al-Azhar maupun pihak-pihak di dalam negeri seperti: Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (PPSDK-BPBP), Kemendikbud RI, Kemenristek Dikti RI dan Kemenag RI. Selain itu, KBRI Kairo juga menggandeng tiga perguruan tinggi yang tergabung dalam Konsorsium Pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar. Tiga perguruan tinggi tersebut adalah: Universitas Gadjah Mada (UGM), UIN (Universitas Islam Negeri) Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Muhammadiya Surakarta (UMS). Tiga perguruan tinggi inilah yang menjadi pemangku kepentingan utama penyedia SDM pengajaran Bahasa Indonesia di Universitas Al-Azhar.
Untuk melakukan persiapan, para pemangku kepentingan melakukan beberapa kali Diskusi Kelompok Terpumpun, dimana salah satunya dihadiri langsung oleh Dekan fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar, yang saat itu dijabat Prof. Dr. Thaha Badri. Setelah hasil FGD tersebut disampaikan secara remi kepada Rektor Al-Azhar dan kemudian dibahas di Sidang Senat Universitas Al-Azhar, dimana senat Univeristas Al-Azhar menyetujui untuk mengajarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa kedua di fakultas tersebut yang dimulai pada tahun akademik 2019/2020.
Sebagai tanda permulaan resmi pengajaran bahasa Indonesia tersebut, pada 9 Oktober 2019 Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar bekerja sama dengan KBRI Kairo mengadakan pembukaan resmi yang berlangsung di Aula Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar yang dihadiri oleh Drs. Helmy Fauzy (Duta Besar RI Kairo), Dr. Usman Syihab, M.A. (Atdikbud KBRI Kairo), Prof. Dr. Athiyah Ali Matlu (Dekan Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al-Azhar), Prof. Dr. Panut Mulyono (Rektor UGM), Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si. (Rektor UMS), dan Dr. M. Isroqunnajah, M.A. (Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Maulana Malik Ibrahim).
Sebelum acara, Duta Besar RI Kairo dan seluruh rektor dan wakil rektor anggota konsorsium diterima oleh Rektor Universitas Al-Azhar, Prof. Dr. Mohamed Husein al-Mahrashawi dan didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Yusuf Amir. Dalam sambutannya, Duta Besar menyebutkan, bahwa di antara tujuan utama pengajaran bahasa Indonesia di Al-Azhar adalah bahwa bahasa Indonesia banyak digunakan oleh mayoritas bangsa Asia tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Di sana banyak muncul ulama dan pemikir Islam. Sayangnya, karya-karya mereka belum banyak diketahui oleh para pemikir dunia Arab. Selain itu, negara-negara tersebut juga membutuhkan para ulama dan dai dari al-Azhar yang menguasai tradisi dan budaya setempat” ungkap Duta Besar berdarah Minang ini.
“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Al-Azhar yang telah menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di Fakultas Bahasa dan Terjemah Al-Azhar”, ucap Duta Besar yang mempunyai hobi menyelam ini. Di sisi lain, Rektor Universitas Al-Azhar menyampaikan, bahwa pengajaran bahasa Indonesia sebagai Bahasa kedua adalah langkah awal dalam mempersiapkan pembukaan Prodi Indonesia di kampus Al-Azhar. Pada kesempatan lain, Wakil Rektor Universitas Al-Azhar menegaskan semoga pada masa Persiapan ini kita dapat mempersiapkan kader calon dosen yang akan mengajar di prodi ini. Selain itu, kami berharap agar para mahasiswa yang saat ini memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua diberikan kesempatan untuk kuliah di Indonesia selama dua tahun, sehingga dapat menguasai Bahasa Indonesia dari sumbernya. Kemudian saat memberikan sambutan mewakili anggota konsorsium, Prof. Dr. Panut Mulyono menyampaikan komitmen dan tanggung jawab keberlangsungan program . "Untuk itu, kami akan terus berjuang dan mendukung keberlangsungan program ini yang salah satunya dengan mengirim dosen ke Al-Azhar dan memberikan beasiswa bagi para mahasiswa yang memilih mata kulian ini sebagai mata kuliah pilihan", ujar Paryono.