Program Geulis sebagai Upaya Kemajuan Literasi di Indonesia
Jakarta--Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz yang didampingi oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak menerima audiensi Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) pada Selasa, 9 Maret 2021. Selain bertujuan untuk bersilaturahmi, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk mendiskusikan perkembangan literasi Indonesia pada masa yang akan datang. Audiensi yang berlangsung secara daring ini merupakan pertemuan perdana yang dilakukan usai pelantikan pengurus baru TBM yang saat ini masih berumur empat bulan.
Heni Wardatur Rohmah, Sekretaris Jenderal FTBM menuturkan bahwa pihaknya sangat merasa senang karena bisa mengadakan pertemuan perdana dengan pihak Badan Bahasa meskipun secara virtual. Selama ini, FTBM banyak melakukan kegiatan dan kerja sama dengan Badan Bahasa serta Balai dan Kantor Bahasa yang ada di setiap provinsi di Indonesia.
“Kami sangat senang, Prof. Amin bisa meluangkan waktu untuk bertemu di ruang virtual ini. Ini adalah pertemuan pertama bagi kami untuk bersilaturahmi serta mengenalkan kelembagaan dan pengurus FTBM yang baru saja dilantik”, tuturnya.
Lebih lanjut, Heni menambahkan bahwa pertemuan tersebut merupakan amanat hasil Musyawarah Nasional Tahun 2020 untuk bersilaturahmi dan berkomunikasi dengan Badan Bahasa serta meminta kesediaan Kepala Badan Bahasa untuk menjadi pembina FTBM.
Senada dengan hal itu, harapan yang sama juga dituturkan oleh Ketua Umum FTBM Indonesia, Opik. Ia dan rekannya telah membentuk beberapa program dan kerja sama untuk mengembangkan literasi di Indonesia yang dilakukan dengan mendorong akses bahan pustaka yang berupa donasi dan distribusi buku, meningkatkan kompetensi bagi pegiat literasi, mengembangkan layanan dan fasilitas TBM, mengadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan budaya baca, serta memperkuat advokasi dan regulasi TBM.
Program Geulis sebagai Inovasi Pengembangan Literasi
Mendengar program tersebut, Amin turut merespons baik ajakan FTBM untuk menjadikannya sebagai pembina. Namun, Amin menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh TBM. Salah satu di antaranya adalah terkait pelaksanaan program baru yang diusulkan Amin, yaitu Program Geulis (Gerakan untuk Literasi Semesta). Program tersebut akan melibatkan tiga ranah pendidikan, yaitu ranah keluarga, masyarakat, dan sekolah. Selain itu, Program Geulis akan dijadikan sebagai program literasi yang terintegrasi dengan masyarakat, tidak hanya bagi mereka yang normal, tetapi juga untuk mereka yang berkebutuhan khusus yang harus diperhatikan.
Sesuai dengan namanya, “semesta” berarti menyeluruh. Amin ingin program tersebut berjalan secara menyeluruh dan universal, tidak hanya dijalankan oleh FTBM atau oleh pemerintah saja, tetapi keduanya harus bersinergi dan aktif mendukung kemajuan dunia literasi di Indonesia.
Lebih lanjut, Amin tidak ingin program literasi yang dijalankan hanya terfokus pada literasi baca tulis saja, tetapi lebih luas kepada literasi dasar lainnya, yaitu literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, serta literasi budaya dan kewargaan. Ia berharap FTBM turut aktif menjadikan masyarakat memiliki kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan kreativitas, dan menata ulang praktik berliterasi yang selama ini sudah berjalan.
Sebagai pendukung Program Geulis tersebut, Badan Bahasa akan menyediakan bahan-bahan pengayaan program literasi dengan mencetak buku-buku hasil terbitan Badan Bahasa yang berjumlah 748 judul buku dan menerjemahkan buku-buku luar negeri dari berbagai bahasa dan budaya. Buku-buku tersebut akan dibagikan kepada TBM untuk wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) sebagai prioritas. Amin juga berharap FTBM mampu mendata ulang jumlah TBM yang ada agar pembagian buku-buku tersebut tepat sasaran. (DV)