Sastrawan Masuk Sekolah di Gunungsitoli
Gunungsitoli—Dalam rangka meningkatkan minat berapresiasi sastra dan kecintaan sastra para guru dan siswa di Indonesia, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Sastrawan Masuk Sekolah (SMS) di Rumah Makan Grand Kartika, Kota Gunung Sitoli, Kepulauan Nias, 23—24 Oktober 2019.
Dalam sambutannya, Kepala Subbidang Pembelajaran Sastra, Retno Utami mengatakan bahwa pada tahun ini kegiatan Sastrawan Masuk Sekolah diselenggarakan di dua tempat daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), yaitu Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias dan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
“Tahun ini kami memfokuskan di Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias dan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. SMS di Gunungsitoli kami merangkul sastrawan nasional, Gol A Gong dan sastrwan lokal, Agus Mulia, sedangkan di Dompu kami mendatangkan sastrawan nasional, Asma Nadia dan sastrawan lokal, Akhi Dirman . Kegiatan itu dilaksanakan selama dua hari, hari pertama diikuti oleh 100 peserta yang terdiri atas guru SD, SMP, SMA, dan SMK. Kemudian, pada hari kedua dikuti oleh 100 peserta yang terdiri atas siswa SD, SMP, SMA, dan SMK. Kami sangat berterima kasih kepada Kepala Cabang Dinas Pendidikan Gunungsitoli, Gatimbowo Lase, Kepala Balai Bahasa Sumatra Utara, Maryanto dan jajarannya yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini,”tutur Retno.
Ia menambahkan bahwa terdapat empat komponen utama dalam belajar sastra, yaitu pembacaan karya sastra, pemahaman, apresiasi, dan penciptaan karya sastra. “Kami harap para peserta dapat mengikuti materi dari awal sampai akhir karena nanti peserta berkesempatan berinteraksi langsung dengan Pak Gol A Gong tentang dunia tulis-menulis dan sastra,”kata Retno.
Sementara itu, Heri Hendrayana Harris atau yang dikenal dengan nama pena Gol A Gong mengungkapkan bahwa menulis dapat dimulai dengan sebuah catatan perjalanan. "Kalau kita pergi ke mana saja itu ditulis dalam sebuah catatan. Terdapat lima hal yang harus ditulis dalam sebuah catatan perjalanan, yaitu transportasi, penginapan, kuliner, tempat beribadah, dan oleh-oleh,”ungkapnya.
Selanjutnya, ia berpesan untuk memanfaatkan internet dengan baik, yaitu dengan menulis hal-hal yang bermanfaat di media sosial. “Mulailah menulis dengan satu kata, dua kata, tiga kata, satu kalimat hingga berkalimat-kalimat dan akhirnya menjadi suatu tulisan yang utuh. Teman-teman juga dapat manfaatkan media sosial dengan berteman para penulis karena Anda akan mendapatkan informasi bermanfaat seputar tulis-menulis dan karya sastra,”tuturnya.
Latar belakang
Problematika pengajaran sastra di sekolah bagi sebagian besar guru bahasa dan sastra adalah minimnya pengalaman seorang guru dalam menciptakan dan mengapresiasi sebuah karya sastra. Pembelajaran sastra di sekolah umumnya hanya menggunakan karya sastra yang dimuat di media cetak (buku) dan karya sastra yang dipublikasikan melalui media elektronik (internet dan radio).
Pembelajaran sastra harus difokuskan pada pengakraban guru maupun siswa dengan karya sastra sehingga guru dan siswa tidak hanya dapat membaca teks sastra tetapi juga dapat mengkritik, mengkreasi teks, dan menyusun teks sastra. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran sastra yang mempertemukan langsung guru dan siswa dengan pengarang/sastrawan dalam rangka pembelajaran berbasis pengalaman.
Pengalaman satrawan dalam membuat karya sastra dapat menjadi motivasi bagi guru dan siswa dalam bersastra di sekolah. Sastrawan dapat langsung berinteraksi dengan guru dan siswa untuk berbagi pengalaman yang luar biasa tentang proses kreatifnya dalam membuat sebuah karya sastra. Sastrawan yang produktif berkarya biasanya memiliki tingkat sensibilitas atau kepekaan yang tinggi sehingga perasaan, pengalaman, dan imajinasi mereka berpadu mewarnai karya sastra yang mereka hasilkan.
Kegiatan SMS dilaksanakan dalam bentuk diskusi, pertunjukan, dan praktik yang secara intensif membahas hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan dan apresiasi karya sastra, baik dalam bentuk puisi, prosa, maupun drama. Kegiatan SMS ini tidak hanya akan menjembatani dunia pendidikan dan dunia sastra, tetapi juga meningkatkan keterlibatan peran sastra dalam membangun ekosistem pendidikan dan kebudayaan serta meningkatkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pembinaan sastra. Untuk menopang kegiatan ini, pelibatan sastrawan terkenal, baik nasional maupun lokal menjadi sangat penting dan utama. Peserta kegiatan SMS yang terdiri atas guru dan siswa diharapkan dapat meneruskan apa yang telah mereka dapat dengan menularkan dan menanamkan nilai-nilai luhur sastra dan budaya kepada orang di sekitarnya. (an)