Penyegaran Keterampilan Kebahasaan dan Kesastraan bagi Tenaga Penyuluh

Penyegaran Keterampilan Kebahasaan dan Kesastraan bagi Tenaga Penyuluh

Seiring dengan semakin tingginya frekuensi permintaan masyarakat terhadap layanan kebahasaan yang diberikan oleh para tenaga penyuluh, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menganggap perlu upaya peningkatan mutu kompetensi tenaga penyuluh bahasa yang ada saat ini. Oleh karena itu, Badan Bahasa melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Pembinaan Bahasa dan Sastra menyelenggarakan kegiatan Penyegaran Keterampilan Kebahasaan dan Kesastraan bagi Tenaga Penyuluh pada tanggal 6—8 April 2021 di Hotel Best Western, Jakarta.

Kegiatan yang melibatkan 60 peserta ini umumnya diisi oleh tenaga penyuluh bahasa dari lingkungan Badan Bahasa, baik dari pusat maupun daerah. Sementara itu, pembicara yang memberikan materi pada kegiatan ini terdiri atas pakar bahasa, dosen, praktisi, dan sastrawan, seperti Yuni Sugiarti, Abdul Ghoni Purwanto Edi, dan Gus Tf. Kegiatan ini diharapkan dapat menambah keterampilan dan pengetahuan penyuluh di bidang kebahasaan dan kesastraan. Di samping itu, para penyuluh nantinya diharapkan memiliki keterampilan dalam hal metodologi penyuluhan dan kemampuan berbicara di depan publik dalam rangka memberikan layanan prima terhadap masyarakat.

Agus Sri Danardana selaku wakil penyelenggara kegiatan ini melaporkan bahwa jika berdasarkan tingkatannya, peserta pelatihan ini berada pada tingkat ketiga dari tiga tingkat penyuluh bahasa. Dengan kata lain, sesungguhnya tenaga penyuluh yang hadir dalam kegiatan ini adalah mereka yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang cukup dalam bidang kebahasaan dan kesastraan. Selain itu, Danardana berharap bahwa dengan mengundang pembicara dari luar lingkungan Badan Bahasa, para penyuluh dapat memperoleh masukan serta perspektif lain di luar bidang kebahasaan dan kesastraan dalam hal pembinaan bahasa terhadap masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, E. Aminudin Aziz selaku Kepala Badan Pen?emban?an dan Pembinaan Bahasa yang membuka acara tersebut berpesan kepada para peserta yang hadir untuk lebih mengedepankan pendekatan deskriptif dan pragmatik dalam menyajikan setiap materi penyuluhan. Menurutnya, dengan mengutip gagasan Brown dan Levinson (1987) mengenai strategi kesantunan, setiap penyuluh harus mengedepankan citra positif dalam menyampaikan penjelasan dan tanggapan kepada masyarakat selaku objek pembinaan bahasa. Dengan demikian, melalui pendekatan itu para penyuluh dapat memberikan rasa kepuasan dan penghargaan kepada masyarakat ketika menyampaikan materi. Amin meyakini bahwa dengan menggunakan konsep kesantunan itu, pembinaan bahasa yang dilakukan terhadap masyarakat dapat mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan. (DR/SP)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa