Konservasi Sastra Lisan Tolaki Tahun 2021

Konservasi Sastra Lisan Tolaki Tahun 2021

Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan konservasi sastra lisan Tolaki dalam bentuk perekaman audiovisual. Empat jenis sastra lisan Tolaki, yaitu suasua, kinoho, taenango, dan anggo menjadi objek konservasi yang dilakukan pada tanggal 5—10 April 2021. Kegiatan yang berlangsung selama enam hari ini melibatkan empat anggota  tim  dari Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu Rahmawati S.S., M. Hum., Heksa Biopsi Puji Hastuti, S.S., M.Hum., Zakiyah M. Husba, S.S.,  I Made Ngurah Rai F., S.S.T., dan dua orang perekam audiovisual dari Donline, yaitu Rahmad Alzadiman dan Ld. Abdul Aswad.

Rangkaian kegiatan Konservasi Sastra Lisan Tolaki diawali dengan perekaman suara di studio RRI Kendari oleh para penampil sastra lisan tersebut. Perekaman suara bertujuan untuk menghasilkan kualitas dokumentasi yang baik terhadap sastra lisan Tolaki. Para penampil yang terdiri atas penutur kinoho dan penyanyi suasua dari Kecamatan Konawe, serta pegambus dan penyanyi suasua dari Amesiu melakukan perekaman suara yang berlangsung sekitar empat jam. Setelah proses perekaman suara selesai, tim melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Konawe untuk melaksanakan rangkaian proses konservasi berikutnya.   

Hari kedua, 6 April 2021, tim berangkat dari Unaaha menuju Kelurahan Meluhu. Semangat tim tak surut walaupun harus melewati akses jalan yang berlubang. Perjalanan menuju Meluhu ditempuh selama kurang lebih 45 menit. Di rumah adat Laika Mbu’u semua penampil berkumpul untuk melakukan persiapan, yaitu tempat pementasan dan sound system serta latihan pemantapan agar pementasan berlangsung dengan baik. 

Hari ketiga, 7 April 2021, pementasan dan pendokumentasian sastra lisan Tolaki dilakukan. Pementasan yang dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan ini disaksikan oleh warga Kelurahan Meluhu, khususnya para remaja sebagai pewaris sastra lisan Tolaki. Pementasan diawali dengan prosesi penyambutan tamu dengan menggunakan kalosara yang dipimpin oleh Altin Timbu. Pada kesempatan itu, Rahmawati selaku ketua tim konservasi mengapresiasi prosesi penyambutan tamu yang sangat baik. Selanjutnya, ia menyampaikan bahwa maksud dan tujuan kegiatan pementasan ini adalah untuk memperoleh deksripsi utuh mengenai objek sastra lisan yang telah ditentukan. Konservasi sastra lisan Tolaki merupakan salah satu upaya pelindungan sastra lisan Tolaki. Rekaman utuh pertunjukan dan film dokumenter sastra lisan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran bagi generasi penerus. Dengan demikian, masyarakat diharapkan lebih termotivasi untuk memahami nilai yang terkandung dalam sastra lisan tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Anshari Hidayat yang mewakili pemerintah Kelurahan Meluhu dan Altin Timbu selaku tokoh adat Tolaki menyampaikan selamat datang dan ucapan apresiasi kepada Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah menyelenggarakan konservasi sastra lisan Tolaki. Setelah acara penyambutan, acara dilanjutkan dengan pementasan sastra lisan Tolaki. Di hadapan kurang lebih 80 orang penonton, para penampil menyajikan pertunjukan yang sangat menarik.  Satu per satu sastra lisan ditampilkan dan selalu mendapatkan sambutan hangat dari penonton.

Hari keempat, 8 April 2021, tim kembali ke rumah adat Laika Mbu’u. Sastra lisan Tolaki yang didokumentasikan selanjutnya adalah taenango. Lurah Meluhu yang sekaligus tokoh adat Tolaki, Ajemain Suruambo menuturkan kisah Tebaununggu. Setelah perekaman taenangotim meninggalkan Meluhu menuju Unaaha untuk pengambilan gambar pendukung, salah satunya di makam Raja Lakidende.

Hari kelima, 9 April 2021, tim bergegas melanjutkan perjalanan selama satu jam dari Kota Unaaha menuju Kecamatan Besulutu. Di sana tim bertemu dengan Jamaluddin dan istrinya, Hasna. Jamaluddin merupakan tokoh adat Tolaki yang piawai moanggo. Di kediamannya, tim berkesempatan untuk melihat sekilas penganyaman rotan dan benda-benda perlengkapan adat Tolaki yang merupakan hasil kerajinan tangan Jamaluddin.

Hari Keenam, 10 April 2021, tim kembali ke Kota Kendari. Selanjutnya, pada 11 April 2021, tim mengambil dokumentasi anggo pada upacara pernikahan yang dilaksanakan di Kota Kendari. Pada pukul 09.00 WITA, tim bergegas menuju lokasi upacara pernikahan itu agar dapat mendokumentasikan penuturan anggo dalam proses upacara pernikahan secara langsung. Banyak pengalaman dan pengetahuan yang tim dapatkan selama pendokumentasian kinoho, suasua, taenango, dan anggo. Tidak hanya sebatas sastra lisan Tolaki yang didapat oleh tim, tetapi juga pengetahuan tambahan tentang sejarah dan budaya Tolaki.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa