Badan Bahasa dan Perbukuan Gelar Seminar Bahasa dan Sastra
Jakarta—Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra mengadakan Seminar Nasional Bahasa dan Sastra di Hotel Best Western, Jakarta, pada Selasa (26-11-2019).
Seminar itu dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim. Ia menyampaikan bahwa seminar itu bertujuan untuk memaparkan hasil-hasil penelitian para peneliti Badan Bahasa dan Perbukuan sepanjang tahun ini.
Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi telah dibentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Melalui lembaga itu, Presiden berharap peneliti-peneliti di Indonesia akan dipusatkan bersama agar hasil-hasil riset di Indonesia berkontribusi kepada bangsa dan negara Indonesia. Gufran menambahkan bahwa perkembangan tersebut harus disikapi dengan optimisme untuk membangun penelitian bahasa dan sastra yang lebih baik dan bermanfaat.
Seminar itu mengundang 10 peneliti Badan Bahasa dan Perbukuan, 10 pemakalah pendamping, dan 6 pemakalah kunci, yaitu Prof. Dr. Dadang Sunendar, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, Dr. Mujizah, Drs. Puji Santosa, M.Hum, Agus Fanar Syukri, Ph.D., dan Prof. Dr. Iskandar Agung.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Dadang Sunendar mengungkapkan alasan mengapa Badan Bahasa memiliki banyak penelitian bahasa, mengapa ada tugas dan fungsi (tusi) penelitian karena kami menyadari bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dengan ratusan bahasa daerahnya merupakan pengubah terkuat atau variabel terkuat kebinekaan Indonesia. Hal ini harus menjadi kehirauan kita bersama karena yang melakukan penelitian kebahasaan dan kesastraan setiap tahunnya jumlahnya ribuan.
Ia menambahkan bahwa nanti akan ada perubahan organisasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan amanat Presiden melalui Perpres Nomor 75 Tahun 2019. Menurutnya, apa pun perubahan yang terjadi, penelitian masih menjadi prioritas untuk kegiatan-kegiatan di perguruan tinggi dan banyak juga melibatkan lembaga lain seperti LIPI, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, dan unit-unit lainnya.
Peserta yang hadir sebanyak 200 orang yang terdiri atas peneliti, guru, dosen, dan mahasiswa. Dalam mekanisme pelaksanaannya, seminar itu terdiri atas dua sesi, sesi pleno menampilkan semua pemakalah kunci dan sesi kelompok dalam lima kelas. (ir,an)