Mendikbud Menutup Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2020
Jakarta—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim mengajak masyarakat Indonesia untuk menyadari arti penting ikrar dalam Sumpah Pemuda termasuk ikrar menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat menutup secara resmi perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 secara daring pada Rabu, 28 Oktober 2020.
Selanjutnya, Nadiem mengatakan bahwa untuk memperingati hari Sumpah Pemuda, setiap tahun Kemendikbud melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menyelenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra. Pada tahun 2020, tema yang diangkat adalah "Berbahasa untuk Indonesia Sehat". Tema ini berkaitan erat dengan pemahaman bahwa kemampuan berbahasa dan bersastra yang baik dapat membantu masyarakat untuk saling memahami.
“Dengan kesalingpahaman tersebut, permasalahan apa pun dapat diatasi, termasuk dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini. Tema ini juga menyiratkan optimisme bangsa agar mampu mewujudkan bangsa yang sehat secara jasmani dan rohani,”tuturnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta berbagai pihak yang telah mendukung Bulan Bahasa dan Sastra 2020. “Pada tahun ini, Badan Bahasa memberikan penghargaan tertinggi di bidang kebahasaan dan kesastraan yang diberi nama Anugerah Hoessein Djajadiningrat. Sebagaimana kita ketahui nama Hoessein Djajadiningrat melekat pada perjuangan menjayakan bahasa dan sastra Indonesia pascakemerdekaan. Saya ucapkan selamat kepada penerima penghargaan yang saya banggakan, begitu juga kepada pemenang berbagai lomba serta para pegiat kebahasaan dan kesastraan yang telah berkreasi menjayakan bahasa dan sastra di tanah air. Harapan saya ke depan, semakin banyak tokoh-tokoh bahasa dan sastra yang berkiprah di tingkat nasional, regional, maupun global,”ujar Nadiem.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz melaporkan bahwa kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 dibuka secara resmi pada 1 Oktober lalu.
“Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra biasanya selalu meriah dengan berkumpulnya orang-orang dan gemuruh tepuk tangan hadirin, tetapi tahun ini pertemuan demikian kami batasi karena pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 ini kami selenggarakan secara daring atau virtual untuk mendukung pemerintah mencegah penyebaran Covid-19,”ungkap Amin.
Lebih lanjut, Amin mengatakan bahwa keadaan tersebut tidak membatasi kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2020, tetapi justru menumbuhkan kreativitas dan telah mendapatkan respons positif dari masyarakat. “Kami mendengar beberapa komentar dari para pemerhati bahasa dan sastra yang menyatakan bahwa Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini terasa jauh lebih semarak. Sejak 1 Oktober hingga 28 Oktober hari ini, kami telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, baik di pusat maupun di balai dan kantor bahasa di 30 provinsi, kegiatan itu berupa berbagai lomba (perseorangan atau kelompok), gelar wicara dengan berbagai tema, diskusi yang meningkatkan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia, dan pertunjukan-pertunjukan kesastraan agar masyarakat mengetahui lebih jelas kreativitas yang disuguhkan oleh balai dan kantor bahasa dari Sabang sampai Merauke,”kata Amin.
Ia menambahkan bahwa kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 telah menarik minat generasi muda termasuk yang memiliki keterbatasan, baik dari penglihatan maupun pendengaran untuk berpartisipasi.
“Berdasarkan jumlah peserta di pusat dari 17 kegiatan yang diselenggarakan, kami mencatat ada 11.036 pendaftar, 9.667 peserta, dan 1.096.073 penonton. Sementara itu, kegiatan Menjalin Indonesia yang disiarkan melalui kanal YouTube atau media sosial balai atau kantor bahasa, aplikasi Zoom atau kehadiran langsung telah disaksikan oleh lebih dari 30.000 orang. Artinya, tidak berlebihan jika kami menyampaikan bahwa kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Harapan kami, mudah-mudahan acara tersebut telah mencapai tujuannya, yaitu menunjukkan kekhasan, keunikan, dan keunggulan yang dapat kita temukan di masing-masing wilayah nusantara karena keunikan dan keunggulan itu merupakan anugerah terbesar yang harus dinikmati bersama dan dengan itu kita semakin menghargai kebinekaan kita, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa keindonesiaan yang kukuh,”ungkap Amin.
Pada akhir laporannya, Amin menyampaikan bahwa kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2020 ini akan dijadikan tonggak kebangkitan Badan Bahasa agar menjadi lembaga yang benar-benar bermartabat dan bermanfaat serta kehadirannya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. (an)
*Daftar penerima penghargaan pada Bulan Bahasa dan Sastra 2020