Penyusunan Instrumen UKBI Adaptif Merdeka
Kelompok Kepakaran dan Layanan
Profesional Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (KKLP UKBI), Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa menggelar pertemuan guna membahas penyusunan instrumen Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka di Hotel Sahira Butik,
Kota Bogor, Jawa Barat.
Pertemuan tersebut diikuti oleh 39
peserta yang terdiri atas anggota KKLP UKBI, para dosen, praktisi, dan pengkaji
bahasa. Atikah Solihah, Koordinator KKLP UKBI, menyebutkan bahwa penyusunan
soal UKBI Ini tidak hanya sekadar berkumpul, menulis soal, merevisi, lalu mengunggah
soal, tetapi ada proses yang sangat panjang hingga bisa sampai ke titik
penyusunan instrumen. Orang-orang yang dihadirkan adalah mereka yang memiliki
kompetensi khusus di bidang kebahasaan sehingga dapat memberikan ide dan
masukan untuk kesempurnaan alat uji kebahasaan tersebut.
Kegiatan ini bertujuan untuk menambah dan
memutakhirkan bank soal UKBI Adaptif Merdeka. Di akhir sambutannya, Atikah
berharap kegiatan ini dapat berlangsung aman dan peserta dapat mengikuti
kegiatan dengan baik sehingga hasil dari penyusunan instrumen tersebut bisa
diterapkan dalam aplikasi yang lebih mutakhir.
Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 21
hingga 27 Maret mendatang dan akan membahas beberapa topik, dua di antaranya adalah
dimensi kognitif dan pengetahuan alam. Materi mengenai Butir Soal UKBI disampaikan
oleh Atikah Solihah. Materi seputar Variasi Soal Sulit dibawakan oleh Saifuddin
Azwar, materi tentang Variasi Soal Mudah diberikan oleh Emi Emilia, serta materi
pengayaan berkaitan dengan wacana dan soal disampaikan oleh Sekretaris Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin.
Saat membuka acara, Muh. Abdul Khak,
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, turut mengapresiasi para peserta yang
telah menyumbangkan ide dan gagasan guna memutakhirkan alat uji kebahasaan yang
diluncurkan Mendikbud pada Januari 2021 lalu. Ia berharap, melalui KKLP UKBI
ini, Badan Bahasa dapat memberi layanan kebahasaan dan kesastraan yang
profesional kepada semua anggota masyarakat, baik layanan bagi individu maupun institusi
atau lembaga dalam hal pengujian kemahiran berbahasa. Ia juga berharap, UKBI
Adaptif Merdeka ini menjadi alat uji yang dibutuhkan dan dicari masyarakat. “Ke
depan kita usahakan perluasan pangsa pasar untuk UKBI ini," harapnya.
Di akhir sambutannya, Khak berharap Badan
Bahasa melalui KKLP UKBI dapat membuka pelatihan UKBI secara khusus bagi
orang-orang atau lembaga yang membutuhkan dan kelompok-kelompok produktif lainnya
sehingga mereka tertarik untuk membuka tempat UKBI, tetapi tetap dalam
pengawasan Badan Bahasa.
Dilihat dari tujuannya, UKBI yang diberi nama
UKBI Adaptif Merdeka 1.0 ini merupakan pengembangan mutakhir dari sistem
layanan UKBI sebelumnya yang berbasis kertas. UKBI Adaptif ini mengukur
kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia dengan desain uji yang disesuaikan
dengan estimasi kemampuan peserta uji, mulai dari kemahiran terendah hingga
kemahiran tertinggi yang pengujiannya dilakukan secara daring. (IM, DV)