Menimbang Peluang Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa ASEAN

Menimbang Peluang Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa ASEAN

Baru-baru ini pengajuan bahasa melayu menjadi bahasa kedua di ASEAN oleh Perdana Menteri Malaysia hangat diperbincangkan. Dalam perkembangannya tersiar kabar bahwa Indonesia melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menolak pengajuan tersebut dengan mengutarakan keunggulan-keunggulan bahasa Indonesia sehingga bahasa persatuan ini lebih layak menjadi bahasa kedua di ASEAN. Isu tersebut terus berkembang sehingga menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Untuk menyikapi hal tersebut, Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta sebagai kumpulan pemuda penjaga bahasa menggelar kegiatan Bincang Bahasa bertajuk “Bahasa Resmi ASEAN dalam Timbangan: Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu?” pada Minggu, 10 April 2022.

Kegiatan tersebut digelar secara daring dan diikuti oleh 697 peserta, baik dari dalam maupun luar negeri. Kegiatan ini menghadirkan para ahli bahasa sebagai narasumber dan disertai dengan penandatangan petisi dukungan internasionalisasi bahasa Indonesia oleh peserta.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak sebagai narasumber, membahas perbandingan serta keunggulan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu dari aspek sejarah, hukum, dan linguistik. Khak mengutip perkataan Teo Kok Seong yang merupakan anggota Dewan Rakyat Negeri Sembilan, Malaysia pada Kompas.com, “Perlu kita akui bahwa bahasa Melayu telah gagal kita gunakan untuk memupuk persatuan, padahal bahasa memiliki kemampuan untuk mempersatukan orang.” Dengan melihat situasi penggunaan bahasa Indonesia saat ini, Khak menyampaikan bahwa ulasan tokoh Malaysia tersebut dapat menunjukkan mengapa bahasa Indonesia lebih baik dari segi persatuan.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur SEAMEO QITEP in Language, Luh Anik Mayani dalam paparannya, menggaris bawahi pentingnya identitas kolektif bagi ASEAN melalui bahasa. Anik menjelaskan bahwa dengan adanya identitas kolektif di ASEAN yang berupa kesamaan bahasa akan mempermudah pemahaman lintas budaya, memperkuat komunitas dan identitas, serta memperluas kesempatan generasi muda untuk melakukan ekspansi karier di negara-negara ASEAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa dengan penutur paling banyak di ASEAN memiliki kesempatan yang besar untuk menjadi identitas kolektif utama ASEAN itu.

 

Ikatan Duta Bahasa DKI Jakarta

Posel: dubasdki@gmail.com

Instagram: https://www.instagram.com/dutabahasadkijakarta/

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa