Pelatihan Guru Utama Jenjang SD Pemegang Peran Utama dalam Revitalisasi Bahasa Daerah

Pelatihan Guru Utama Jenjang SD  Pemegang Peran Utama dalam Revitalisasi Bahasa Daerah

Dalam upaya pelindungan bahasa daerah, Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan bertajuk "Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu Jenjang Sekolah Dasar (SD) di Provinsi Jawa Barat" yang dihadiri oleh guru sekolah dasar dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah tiga orang dari perwakilan tiap SD. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 5—8 Juli 2022, di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung. Agenda pembukaan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 5 Juli 2022 dan dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Kepala Subbagian Umum Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, serta perwakilan narasumber.

Dr. Syarifuddin M.Hum. selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat memberikan sambutan, arahan, sekaligus membuka kegiatan. Dalam sambutannya Syarifuddin menyampaikan bahwa salah satu program pelindungan atau upaya menjaga dan melestarikan bahasa dan sastra yang ada di Indonesia adalah dengan revitalisasi bahasa. Untuk melaksanakan revitalisasi bahasa, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui vitalitas atau tingkat daya hidup bahasa dan sastra di daerah.

Dalam acara pembukaan, hadir pula Drs. H. Taufik Faturahman selaku perwakilan narasumber yang menyampaikan bahwa revitalisasi diartikan sebagai penataan kembali sesuatu yang kurang sempurna. Taufik Faturahman menjelaskan pula bahwa terdapat beberapa hal yang dapat menjadi penyebab punahnya bahasa daerah, yaitu kanibalisme, bencana alam, perkawinan silang, mutasi, dan sikap abai penutur untuk "mengurus" bahasa daerahnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai ngadongèng yang disampaikan oleh Drs. H Elin Sjamsuri. Dalam pemaparannya, Elin menjelaskan bahwa dongeng adalah tradisi lisan yang isinya merupakan kisah atau kejadian-kejadian yang tidak masuk akal. Dongeng dapat pula diartikan sebagai hal yang diperdengarkan kepada khalayak yang mengandalkan kemampuan bercerita, teknik vokal, artikulasi, intonasi dan ekspresi. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dongeng dapat memiliki banyak versi karena tersebar dari mulut ke mulut.

Saat ini dongeng menjadi suatu pertunjukan yang dilombakan. Untuk menjadi seorang juru dongeng yang hebat, diperlukan kemampuan untuk mendeskripsikan tokoh yang ada dalam cerita dan bisa menggambarkan suasana, tempat, waktu, serta karakter dari tokoh masing-masing. Oleh karena itu, juru dongeng harus terampil dalam menyampaikannya (komunikatif), memiliki teknik vokal yang bagus, dan tepat dalam mengekspresikan peran atau tokoh.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan memberikan arahan dalam pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang akan dilaksanakan pada tahun ini, terutama dalam pelaksanaan 'Pasanggiri Dongeng Bahasa Sunda'. 

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa