Pengiriman 2.978.450 Buku ke Wilayah NTT dan NTB untuk Perkuat Semangat Literasi Siswa
Klaten, 12 Juli
2022— Dengan
mengacu pada
program Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dicanangkan pada tahun 2018 lalu,
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.
Upaya ini dilakukan karena adanya indikasi kehilangan pembelajaran atau learning loss yang signifikan di
kalangan siswa.
Selain itu, banyak siswa putus sekolah,
bahkan hasil Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021 menunjukkan bahwa
kurang dari 50%
siswa mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca.
Dampak kerugian ini mungkin akan terus dirasakan, bahkan setelah pandemi usai.
Salah satu upaya mendesak yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah
tersebut adalah menambah ketersediaan bahan bacaan bagi siswa dengan melakukan
pencetakan dan pengiriman buku ke daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (3T)
untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain menjadi langkah cepat dalam menanggulangi penurunan
kualitas pendidikan, pencetakan dan pengiriman buku ke daerah 3T juga menjadi
komitmen untuk mengedepankan amanat nawacita yang menekankan pentingnya
membangun Indonesia dari daerah pinggiran dengan menguatkan sisi sosial,
ekonomi, dan sumber daya manusia. Bila selama ini pembangunan Indonesia
terfokus hanya di kota besar
saja, saatnya sekarang pembangunan dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia
yang tinggal di daerah 3T.
Penyediaan akses terhadap buku
bermutu bagi masyarakat di daerah tersebut merupakan salah satu upaya
pemerintah mewujudkan nawacita
sekaligus melunasi salah satu janji kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Dalam pelaksanaannya, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa bekerja sama dengan PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten, Jawa Tengah
sebagai perusahaan yang mencetak 19.640 buku PAUD, 2.978.450 buku SD dengan
total 2.757 sasaran sekolah. Sementara itu, PT Pos Indonesia digandeng menjadi
mitra untuk membantu pengiriman buku ke wilayah 3T tersebut.
Direktur Utama PT Macanan Jaya Cemerlang, Andika Tri Anggono Yakti, menuturkan bahwa
pihaknya turut mendukung program pencetakan dan pengiriman buku yang dilakukan
pemerintah dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat meskipun dalam proses
produksi, tentu ada kegagalan, seperti kertas yang sobek, lem yang tidak kuat, atau tulisan yang tidak terbaca dengan
jelas, tetapi pihaknya selalu
mengupayakan dan mengevaluasi proses produksi sehingga menghasilkan buku-buku
yang layak dan berkualitas
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan
Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, berpendapat bahwa tugas negara yang
tertuang dalam UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap warga negara wajib mendapatkan
pendidikan yang layak.
Pemerintah
wajib mendukung kemajuan tersebut, salah satunya melalui program Gerakan Literasi Nasional dengan
pengiriman buku ke wilayah 3T. Monitoring
dan evaluasi juga dilakukan guna memastikan buku-buku yang dicetak berkualitas
dan pengiriman tepat sasaran. Menurutnya, menjalankan amanat UUD memang menjadi
kewajiban kita semua. Salah satu upaya memenuhi kewajiban itu adalah dengan mendistribusikan
bahan bacaan untuk masyarakat, khususnya bagi siswa yang ada di wilayah 3T.
Imam juga berterima kasih kepada PT
Macanan Jaya Cemerlang dan juga PT Pos Indonesia yang sudah bekerja secara
optimal untuk menyukseskan program ini.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Operasional Wilayah 2,
PT Pos Indonesia, Mohammat Basori, juga memberikan dukungan terhadap
program pemerintah. Pihaknya juga terus memantau perkembangan pengiriman
buku-buku agar tepat sasaran dan berjalan baik.
"Ini
bukanlah kerja sama yang pertama dengan Badan Bahasa. Meskipun peran kami
sangat kecil, hanya mengirimkan buku, tetapi kami sangat mendukung dan berupaya
memberikan yang terbaik," ungkapnya sembari tersenyum.
Berdasarkan
hasil Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Buku Bermutu bagi Anak yang
diselenggarakan oleh Kemendikbudristek pada bulan September 2021 disimpulkan
bahwa ada tiga prinsip utama buku yang bermutu bagi anak, yaitu (1) buku yang benar-benar
ingin dibaca anak, bukan buku yang orang dewasa pikir anak ingin membacanya;
(2) buku yang bervariasi tema dan ceritanya; serta (3) buku yang sesuai dengan
jenjang pembacanya.
Ketersediaan
pilihan buku yang sesuai dengan jenjang pembacanya, terutama usia dini dan SD
akan membantu meningkatkan minat baca pada anak sejak dini. Selain itu, buku
yang bermutu juga akan mendorong aktivitas membaca dan menulis, baik di
lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Dengan kemampuan membaca yang baik,
lima literasi dasar berikutnya (numerasi, sains, digital, finansial, serta
budaya dan kewargaan) dapat ditumbuhkembangkan.
Selain
melaksanakan program pencetakan dan pengiriman buku pengayaan literasi, Badan
Bahasa yang bekerja sama dengan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan (BSKAP), serta organisasi pegiat literasi lainnya juga melaksanakan
program pendampingan pemanfaatan buku pengayaan literasi di sekolah sasaran.
Hal ini dilakukan agar para guru di sekolah yang telah menerima kiriman
buku-buku tersebut mampu mengelola dan memanfaatkan buku pengayaan literasi dan
modul literasi numerasi tersebut secara optimal untuk meningkatkan kecakapan
literasi peserta didik dalam program yang kreatif, bermakna, dan berkelanjutan.
Dalam program ini, Badan Bahasa melibatkan
sebanyak 32 orang fasilitator pendampingan buku tingkat pusat, 243 orang
fasilitator pendampingan buku tingkat regional, 7.609 orang fasilitator
pendampingan buku tingkat kabupaten, serta para pegiat literasi di masyarakat. Ketersediaan buku bacaan akan sangat bermanfaat bagi
peserta didik sekolah dasar yang telah mengalami Literacy Loss cukup lama, buku-buku tersebut diharapkan dapat
meningkatkan minat baca mereka dan menjadi buku pendukung pembelajaran. (DV)