Empat Kekuatan yang Harus Dimiliki dalam Upaya Meningkatkan Literasi
Jakarta—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan
Bahasa) menyerahkan buku-buku literasi kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (PP IKM), Nashir Efendi, dalam kegiatan Peluncuran Gerakan
Satu Bulan Satu Buku dan Gerakan Bedah Buku dengan tema "Satu Buku
Bermanfaat, 100 Buku Berkemajuan". Kegiatan tersebut berlangsung di
Perpustakaan Nasional RI pada Jumat, 26 Agustus 2022 dan diikuti oleh Ikatan
Pelajar Muhammadiyah di DKI Jakarta.
Dalam kesempatan
tersebut, Sri Haryanti selaku Kepala Subbagian Tata
Usaha, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra mengungkapkan bahwa dalam upaya meningkatkan
literasi masyarakat Indonesia, pemerintah melalui Badan Bahasa telah
mengirimkan 12,7 juta buku ke pelosok negeri. Upaya ini dilakukan karena adanya
indikasi kehilangan pembelajaran atau learning
loss yang signifikan di kalangan siswa. Selain itu, banyak
siswa putus sekolah, bahkan hasil Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)
tahun 2021 menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa mencapai batas
kompetensi minimum untuk literasi membaca.
Lebih lanjut,
dampak kerugian ini mungkin akan terus dirasakan, bahkan setelah pandemi
usai. Salah satu upaya mendesak yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi
masalah tersebut adalah menambah ketersediaan bahan bacaan bagi siswa dengan
melakukan pencetakan dan pengiriman buku ke daerah 3T.
Nashir turut
membenarkan data tersebut. Menurutnya, literasi Indonesia cukup
rendah. Saat ini membaca telah menjadi kebiasaan yang sudah usang. Minat baca
semakin terkikis akibat kemajuan zaman. Dalam hal itu, Muhammadiyah
perlu mengambil peran penting untuk meningkatkan minat baca tersebut.
Dalam kesempatan
yang sama, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti,
membeberkan empat kekuatan yang harus dimiliki oleh seorang cendekiawan,
yaitu kekuatan fisik, intelektual, spiritual dan iman, serta kekuatan
untuk mampu bekerja sama. Kekuatan fisik menjadi komponen yang sangat penting
dalam kehidupan seseorang. Fisik yang sehat akan memberikan daya pikir dan tindakan
yang sehat pula. Kekuatan intelektual menjadi kunci untuk
belajar dengan giat. Di hadapan ratusan siswa, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa
generasi muda harus memiliki kekuatan intelektual dengan giat membaca agar
memiliki pola pikir yang kritis dan mampu berpikir tinggi sehingga tidak mudah termakan
berita hoaks.
Kekuatan
selanjutnya adalah kekuatan spiritual dan iman.
Ini komponen yang sangat penting. Seseorang
akan memiliki teman yang banyak jika dia memiliki akhlak yang bagus. Seseorang
yang memiliki ekspresi moralitas yang baik akan memiliki pola komunikasi yang
bagus. Kekuatan spritual dan iman akan secara otomatis mengontrol pola pikir
seseorang untuk selalu berpikir dan bersikap positif sehingga tidak ada kata
menyerah dalam dirinya. Kekuatan ke empat adalah kekuatan untuk mampu bekerja
sama. Bekerja sama merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang pada abad
21 yang menuntut seseorang memiliki jaringan atau kerabat
yang luas sehingga memudahkannya dalam melakukan berbagai hal.
Kekuatan yang
disampaikan oleh cendekiawan Islam Indonesia tersebut turut mendapat respons positif
dari kalangan siswa yang asyik menyimak materi yang disampaikan karena kekuatan
tersebut telah dirangkum sebagai indikator keberhasilan seseorang dalam
memahami enam literasi dasar yang sudah dicanangkan pemerintah melalui Gerakan
Literasi Nasional pada tahun 2018 lalu. (DV/EMK)