Pentingnya Budaya Literasi

Pentingnya Budaya Literasi

Garut, 22 September 2022--Pentingnya budaya literasi adalah hal yang disampaikan Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam paparannya saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Peningkatan Budaya Literasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) di Hotel Santika, Garut, Jawa Barat pada tanggal 22 September 2022.

Dalam paparannya Hafidz Muksin menyampaikan bahwa terdapat empat kondisi literasi yang sedang terjadi saat ini, yaitu

  1. gambaran kondisi tingkat literasi di 34 provinsi berdasarkan Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) tahun 2018 adalah 12 provinsi berstatus zona merah literasi (skor <50>60);
  2. hasil temuan dari studi Kesenjangan Pembelajaran yang dilakukan oleh program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) dan Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Kemendikbudristek menunjukkan bahwa telah terjadi kehilangan pembelajaran (learning loss) dan literacy loss yang signifikan dan siswa mengalami putus sekolah;
  3. hasil ANBK tahun 2021 secara umum menunjukkan bahwa kurang dari 50% siswa telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca; dan
  4. salah satu upaya untuk memulihkan pembelajaran dan literacy loss adalah ketersediaan buku bacaan dan modul literasi numerasi. Dua hal itu menjadi sangat penting untuk membantu guru dan peserta didik dalam proses belajar-mengajar, baik di masa pandemi maupun di masa kondisi khusus lainnya. Buku-buku tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat baca peserta didik dan menjadi buku pendukung pembelajaran.

Hafidz Muksin menambahkan bahwa literasi harus bernalar kritis. “Literasi tidak hanya sekadar membaca, menulis, dan berhitung, tetapi penalaran dan pemahaman itu penting,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa apabila sesuatu tidak diawali dengan hal-hal kritis, tidak akan menumbuhkan jiwa kreatif, budaya gotong-royong, dan kebinekaan global.

Selain menjelaskan tentang tugas dan fungsi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, peran literasi, dan pembentukan profil pelajar Pancasila, Hafidz Muksin juga menjelaskan tentang perkembangan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Peta Jalan Pembudayaan Literasi.

Acara Rapat Koordinasi Peningkatan Budaya Literasi yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK ini dihadiri oleh Asisten Deputi Literasi, Inovasi, dan Kreativitas, Kemenko PMK, Molly Prabawaty; Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca, Perpustakaan Nasional, Adin Bondar; Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin; Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman; Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Garut, Lisnawati; Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Syarifuddin; Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat, Yulia Yulianti; Ketua Gerakan Literasi Nasional Gareulis Provinsi Jawa Barat, Opik; dan penggiat literasi lainnya di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kegiatan ini diharapkan dapat menyinergikan peran pemangku kepentingan dalam pembudayaan literasi dan menjaring isu penting yang perlu dicantumkan dalam Peraturan Presiden tentang Pembudayaan Literasi. (Tian)

Admin Badan Bahasa

-

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa