Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional Tahun 2022
Sejak tahun 2006, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menyelenggarakan kegiatan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional. Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional secara umum bertujuan untuk meningkatkan peran generasi muda dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing sesuai dengan ranah penggunaan masing-masing guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa. Secara khusus, penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk
(1) memilih duta bahasa tingkat nasional yang mampu melaksanakan tugas untuk memasyarakatkan kepedulian, kecintaan, dan kebanggaan pada bahasa dan sastra Indonesia dan daerah;
(2) menyiapkan duta bahasa yang mampu mengupayakan penguatan pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia, pelestarian bahasa dan sastra daerah, penguasaan bahasa asing strategis, serta peningkatan minat berkarya dan mengapresiasi sastra Indonesia dan daerah; serta
(3) memperkuat jejaring kerja sama secara berkesinambungan antaraduta bahasa dari seluruh Indonesia dalam berbagai kegiatan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra.
Kegiatan Pemilihan Duta Bahasa diselenggarakan oleh Badan Bahasa secara berjenjang. Dalam hal ini, pemilihan duta bahasa di tingkat provinsi diselenggarakan oleh 30 balai/kantor bahasa. Adapun pemilihan duta bahasa di Provinsi DKI Jakarta diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra. Selanjutnya, sepasang putra dan putri yang menjadi terbaik pertama di 31 provinsi dikirim ke tingkat nasional untuk mengikuti Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional.
Para finalis yang mengikuti Pemilihan Duta
Bahasa Tingkat Nasional menjalani rangkaian kegiatan pembekalan dan penilaian. Rangkaian
kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring dan luring sejak tanggal 12—28
Oktober 2022. Kegiatan pembekalan dilaksanakan secara daring pada tanggal 12—14
Oktober 2022, sedangkan kegiatan penilaian dilaksanakan secara luring di
Jakarta pada tanggal 23—28 Oktober 2022. Puncak Pemilihan Duta Bahasa Tingkat
Nasional Tahun 2022 dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2022.
Dalam kegiatan pembekalan secara daring,
finalis mendapatkan materi tentang (1) Kebijakan Kebahasaan dan Kesastraan
untuk Generasi Muda, (2) Peran Duta Bahasa sebagai Mitra Pelaksana Program
Badan Bahasa, (3) Pengutamaan Bahasa Indonesia dalam Berbagai Ranah, (4) Revitalisasi
Bahasa Daerah, (5) Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa
Internasional, dan (6) materi kebahasaan dan kesastraan lainnya yang sesuai
dengan program Badan Bahasa serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi.
Selanjutnya, kegiatan penilaian secara luring dilaksanakan dengan perincian materi penilaian sebagai berikut
(1) Laporan Krida Kebahasaan dan Kesastraan (20%)
Para finalis mempresentasikan krida kebahasaan dan kesastraan yang telah dilaksanakan di provinsi masing-masing. Krida yang diangkat merupakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Bahasa. Komponen penilaian krida kebahasaan dan kesastraan mencakup desain (materi, ide, kesesuaian tahap, hasil, dan tata bahasa) dan penyajian (penggunaan bahasa lisan, penguasaan materi, dan ketuntasan penyajian).
(2) Teknik Wicara Publik (20%)
Para finalis menyampaikan gagasan tentang pengetahuan umum kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan tema yang ditentukan oleh panitia. Komponen penilaian teknik wicara publik mencakup relevansi dan kualitas pemaparan, ketepatan berbahasa, serta keterampilan berbicara.
(3) Kemampuan Berbahasa Asing (15%)
Tahap ini bertujuan untuk menguji kemampuan berbahasa asing para finalis sesuai dengan semangat salah satu butir dalam Trigatra Bangun Bahasa, yaitu menguasai bahasa asing. Bahasa asing tersebut perlu dikuasai agar duta bahasa mampu bersaing secara global. Komponen penilaian kemampuan berbahasa asing mencakup relevansi dan kualitas pemaparan, ketepatan berbahasa, dan kelancaran berbicara.
(4) Kepribadian dan Psikologi (15%)
Penilaian kepribadian/psikologi dilaksanakan oleh psikolog yang kompeten dalam rangka menguji kemampuan finalis untuk menerima pendapat orang lain, berkomunikasi dan memersuasi, memimpin, beradaptasi sosial, hingga menguasai emosi.
(5) Penampilan Seni dan Budaya (10%)
Para finalis menampilkan seni dan budaya mereka. Komponen penilaian dalam penampilan seni dan budaya mencakup penampilan panggung, kreativitas, dan penguasaan mereka terhadap seni dan budaya yang ditampilkan.
(6) Penulisan Artikel Kebahasaan dan Kesastraan (10%)
Kualitas para finalis dalam menulis artikel diuji dengan mempertimbangkan kebaruan ide dan orisinalitas, pengembangan ide dan kesesuaian tema, koherensi dan kohesi, serta tata bahasa.
(7) Pembuatan Konten Kebahasaan dan Kesastraan di Media Sosial (10%)
Para finalis membuat konten kebahasaan dan kesastraan di media sosial
dalam bentuk video pendek. Konten yang dibuat akan dinilai berdasarkan bahasa
yang digunakan, informasi yang disampaikan, dan kreativitas.
Berdasarkan hasil penilaian, ditetapkan putra dan putri terbaik I—VI dan harapan I—IV yang
diperingkatkan dengan mengacu pada jumlah atau akumulasi perolehan nilai. Selain itu, ditetapkan putra dan putri
terfavorit yang dipilih berdasarkan penilaian juri kehormatan.
Duta bahasa merupakan barisan generasi muda yang cakap dan tangguh untuk
mengawal dan memperkuat jati diri bangsa dengan modal kekuatan bahasa dan
sastra Indonesia dan daerah. Duta bahasa menjadi mitra strategis Badan Bahasa
dalam upaya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra serta
peningkatan fungsi bahasa Indonesia. Untuk mendukung upaya tersebut, duta
bahasa dilibatkan dalam berbagai kegiatan Badan Bahasa, baik di
pusat maupun di balai/kantor bahasa sebagai pelaksana, moderator, pewara, atau
peserta kegiatan. Para duta bahasa yang sudah berkiprah di dunia profesional
juga dilibatkan menjadi narasumber dan/atau juri dalam gelar wicara dan
perlombaan yang diadakan oleh Badan Bahasa. Selain itu, duta bahasa aktif
terlibat dalam pembuatan konten media sosial Badan Bahasa. Dalam hal
pengembangan kompetensi, duta bahasa diberikan peluang untuk mengikuti
bimbingan teknis peningkatan kompetensi kebahasaan dan kesastraan. Dalam hal
penyelenggaraan kegiatan, duta bahasa diberikan peluang untuk melaksanakan
Krida Duta Bahasa yang didanai oleh Badan Bahasa melalui program Abdi Bahasa
(literasi), Niaga Bahasa (industri kreatif), dan Jaga Bahasa (pengutamaan
bahasa negara, pemasyarakatan bahasa, dan layanan kebahasaan). Duta Bahasa juga
aktif melaksanakan kegiatan secara mandiri dalam wadah ikatan duta bahasa yang
ada di setiap provinsi dan bekerja sama dengan berbagai instansi, baik instansi
pemerintah maupun swasta.
Pada Malam Penganugerahan
Duta Bahasa Nasional Tahun 2022, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, E. Aminudin Aziz, dalam sambutannya menuturkan bahwa peran generasi
muda dalam pembinaan dan penggunaan bahasa Indonesia di tengah gempuran bahasa
asing dan bahasa gaul kian penting. Untuk itu, pemilihan duta bahasa mulai dari
tingkat provinsi sampai dengan nasional menjadi forum pencarian identitas diri
bagi generasi muda dalam mengembangkan sikap positif berbahasa. “Mari,
kita dukung program pemilihan duta bahasa karena mereka nantinya akan menjadi
para pengganti kita pada masa depan dan akan menjadi teladan bagi masyarakat. Mereka
akan memiliki tanggung jawab dengan predikat duta bahasa dan menjadi mitra para
pemerhati bahasa, baik itu di dalam maupun di luar Badan Bahasa,” tutur Amin.
Franka Makarim selaku Penasihat Dharma Wanita
Persatuan Kemendikbudristek sekaligus juri kehormatan dalam acara tersebut sangat
mengapresiasi atas diselenggarakannya perhelatan Pemilihan Duta Bahasa Nasional
Tahun 2022. Franka juga mengungkapkan bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai
duta bahasa sangatlah besar dan penting, “Tugas yang dimiliki oleh duta bahasa sangat besar dan
penting dalam menentukan perkembangan dan masa depan bahasa Indonesia,
khususnya akhir-akhir ini banyak anak muda kita yang menganggap bahwa bahasa
Indonesia yang baik dan benar mungkin kuno dan bahkan ketinggalan zaman. Hal
ini sangat disayangkan karena bahasa Indonesia mempunyai makna yang jauh lebih
mendalam dari sekadar alat komunikasi. Bahasa Indonesia adalah alat persatuan
dan identitas yang menjadikan bangsa kita Bhinneka Tunggal Ika yang
berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Oleh karena itu, saya katakan bahwa tugas
teman-teman duta bahasa saat ini sangat besar karena bukan hanya objek
bahasanya yang perlu mendapatkan perhatian, melainkan juga subjek penuturnya,”
ungkapnya. Kemudian, ia berharap agar para duta bahasa yang tersebar di 31
provinsi dapat mempromosikan dan mengembangkan platform-platform terkait dengan
kebahasaan dan kesastraan, seperti Halo Bahasa, KBBI Daring, laman Buku Digital,
dan UKBI Adaptif Merdeka agar makin banyak masyarakat yang dapat memanfaatkannya.
Selain itu, duta bahasa juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi
muda tentang manfaat memiliki kemampuan bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang
baik. Bidang kebahasaan bisa ditekuni sebagai pekerjaan, seperti penulis,
pengajar BIPA, penerjemah, jurnalis, dan diplomat. Selain itu, potensi di
daerah juga harus dikembangkan agar dapat melahirkan penutur bahasa yang
kreatif dan berdaya secara ekonomi.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Kepala Pusat Penguatan
Karakter, Hendarman, yang juga menjadi salah satu juri kehormatan mengungkapkan,
“Acara Pemilihan Duta Bahasa Nasional ini luar biasa sekali karena mereka dapat
menjadi mitra dan perpanjangan tangan dari Badan Bahasa.” Selain itu, Hendarman
juga berharap bahwa pemilihan duta bahasa dapat diteruskan dan mungkin satuan
kerja lain di Kemendikbudristek harus mengetahui lebih banyak karena bisa
menitipkan dan menyinergikan para duta bahasa dengan program-program yang
langsung menyentuh generasi muda.
Selanjutnya, setelah
rangkaian proses panjang Pemilihan Duta Bahasa Nasional Tahun 2022, pasangan
dari Provinsi DKI Jakarta, Daffa Aqilah Sofiyan dan Anzalna Nuraini Alifah,
ditetapkan sebagai Terbaik I Duta Bahasa Nasional tahun ini. “Tidak pernah menyangka
karena semua provinsi mempersiapkan diri dengan sangat baik dan sangat
bersyukur kami bisa menjadi Terbaik I Duta Bahasa Nasional 2022 di antara
teman-teman yang sangat luar biasa baik,” ucap Anzalna. Kemudian, Daffa juga
mengungkapkan, “Terbaik I ini juga menjadi amanah dan tanggung jawab untuk kami.
Saat ini kami akan mempersiapkan diri kembali untuk 1 tahun ke depan dalam
mengemban amanah ini sehingga bisa mencapai hasil yang optimal serta mewujudkan
Trigatra Bangun Bahasa.”