Pemelajar BIPA Tiongkok Ajak Generasi Muda untuk Menjaga Bahasa Daerah
Pangandaran--Sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa
dan sastra daerah Sunda terutama pada generasi muda, Balai Bahasa Provinsi Jawa
Barat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek menggelar
kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI). Kegiatan tersebut menjadi gaung seluruh
rangkaian kegiatan revitalisasi bahasa daerah yang telah dilakukan, mulai dari persiapan
(analisis kebutuhan dan survei), koordinasi dengan para pemangku kepentingan di
pemerintah daerah, penyusunan materi, pelatihan guru master, pengajaran bahasa
daerah kepada siswa hingga pemantauan. Revitalisasi
bahasa daerah ini merupakan program yang telah resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) pada tanggal 22 Februari 2022
dalam rangka Merdeka Belajar Episeode ke-17 dengan tema Revitalisasi Bahasa Daerah
(RBD). RDB ini bertujuan untuk menggelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam
berbagai ranah kehidupan sehari-hari dan meningkatkan jumlah penutur muda bahasa
daerah dengan berbasis sekolah.
Aminudin Aziz, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), saat membuka kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa tajuk revitalisasi bahasa daerah menggetarkan semangat generasi muda di berbagai wilayah serta mendapat apresiasi dari masyarakat dan Pemda. Selain itu, FTBI sengaja dirancang dan diselenggarakan sebagai sarana apresiasi bagi generasi muda dalam pelestarian bahasa daerah. Amin menekankan bahwa program unggulan tersebut akan terus berlanjut.
"Saya sangat mengapresiasi generasi muda yang ikut serta dalam
melestarikan bahasa daerah. Program revitalisasi bahasa daerah ini telah mampu
menggetarkan semangat kaum muda. Saya pastikan, program ini akan terus berlanjut. Terima kasih atas dukungan masyarakat dan pemerintah,"
ungkapnya pada Rabu, 30 November 2022 di Pantai Indah Resort Hotel,
Kabupaten Pangandaran.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Jeje Wiradinata, Bupati Kabupaten
Pangandaran. Menurutnya, pengembangan bahasa dan sastra Sunda adalah wujud dari
karakter orang Sunda. Ia sangat bersyukur karena kurikulum Merdeka Belajar
membuat anak-anak semangat dan memiliki peluang tinggi untuk mempelajari budaya
Sunda. FTBI menjadikan generasi muda mencintai budaya sebagai orang Sunda. Ia
juga mengapresiasi program ini dan berharap agar program ini terus berlanjut.
Sementara itu, Syarifuddin, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat mengungkapkan
bahwa untuk mendukung revitalisasi bahasa daerah (RBD) di wilayah tersebut, pihaknya
telah mengembangkan sebuah aplikasi Sirungbasa yang menyajikan data-data akurat
tentang bahasa daerah di Jawa Barat sehingga masyarakat dapat melihat
perkembangan bahasa daerah secara lengkap.
Selain itu, ia melihat antusias masyarakat sangat tinggi dalam mendukung
program RDB. Hal ini dibuktikan dari jumlah peserta yang melebihi target, yaitu
lebih dari 2 juta orang. Ia berharap agar jumlah tersebut akan terus bertambah
sebagai bukti kecintaan masyarakat terhadap bahasanya.
Kegiatan
ini diikuti oleh siswa tingkat SD dan SMP serta dihadiri oleh tiga orang pemelajar
program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang berasal dari Irak, Tingkok,
dan Jepang. Mereka unjuk kebolehan dalam bernyanyi, berpidato, dan berpuisi
dalam bahasa Sunda. Tao Lili (pembelajar dari Tiongkok) yang saat itu berpuisi
mengungkapkan bahwa dirinya merasa senang dapat hadir pada kegiatan yang kental
dengan suasana Sunda. Semua aktivitas berbahasa Sunda yang mengingatkannya akan
kekayaan budaya Indonesia. Wanita yang tengah
menempuh pendidikan S-2 di UPI Bandung ini turut mengingatkan generasi muda
untuk terus mencintai budaya sendiri, khususnya bahasa Sunda karena bahasa
adalah identitas diri dan warisan luhur yang harus dijaga.