Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kabupaten Bandung
Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung merupakan pilar awal dalam berliterasi. Namun, tingkat literasi generasi muda di Indonesia tergolong sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Rendahnya tingkat literasi tersebut menjadi masalah yang berdampak sangat luas bagi kemajuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra melaksanakan beragam program pembinaan literasi, khususnya bagi generasi muda, seperti Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan di Graha Arjasari, Jalan Raya Banjaran—Arjasari No. 75, Batukarut, Arjasari, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 29 Juli 2023.
“Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu agenda dari program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), yakni Literasi Kebahasaan dan Kesastraan. Pelaksanaannya dilakukan bersama Komisi X DPR RI karena Badan Bahasa dan Komisi X DPR RI berkomitmen untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang literat. Oleh karena itu, masukan mengenai bahan-bahan kebijakan program literasi serta pelbagai informasi yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan program literasi sangat diharapkan,” ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, yang kerap disapa dengan sebutan Dede Yusuf menambahkan bahwa literasi terus berkembang dan tidak melihat usia. Pada awalnya hanya literasi membaca, kini telah menjadi literasi digital. Literasi juga sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya bagi generasi muda. Generasi muda merupakan aspek penting dalam keberhasilan literasi serta sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia itu sendiri.
“Generasi muda harus mulai gemar membudayakan literasi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasi sehari-hari. Bangsa yang gemar berliterasi serta mempelajari bahasa ialah bangsa yang beradab karena mempelajari bahasa akan membuka intelektualitas dan memperluas wawasan,” imbuh Dede.
“Ternyata
tidak mudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, khususnya kepada
orang yang lebih tua. Untuk itu, generasi
muda harus mempelajari
bahasa Indonesia dan membiasakan diri dengan memilih diksi yang benar dan
bernilai santun agar dapat menyampaikan maksudnya serta mempersuasi orang lain.
Selain itu, generasi muda juga harus bangga menggunakan bahasa Indonesia karena
bahasa mencerminkan jati diri bangsa,” tambah Dede.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Herawati, dalam sambutannya juga menjelaskan bahwa Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dihadiri oleh seratus orang peserta dari pelbagai pemangku kepentingan, komunitas, dan generasi muda di Kabupaten Bandung. Topik utama sosialisasi tersebut adalah pembinaan literasi bagi generasi muda. Generasi muda diharapkan dapat menggunakan bahasa Indonesia, baik dalam acara-acara formal maupun komunikasi sehari-hari. Selain itu, generasi muda juga harus dapat memilih dan memilah diksi dan kosakata yang tepat sesuai situasi, kondisi, dan komunikannya karena di dalam bahasa Indonesia serta bahasa Sunda terdapat nilai-nilai kesantunan dan budaya yang adiluhung.
“Saya bangga atas upaya-upaya Badan Bahasa, baik dalam pembinaan literasi bagi seluruh kalangan, khususnya generasi muda; pengembangan EYD dan KBBI; serta perjuangan menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa internasional yang digunakan dalam sidang umum UNESCO. Jika hal itu terealisasi, makin banyak orang di dunia yang akan mempelajari bahasa Indonesia. Untuk itu, mari, terus dukung upaya-upaya ini agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang literat dan maju,” tutup Dede.
Pelaksanaan program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan
menyasar kepada anak-anak berusia PAUD hingga orang dewasa yang berusia lebih
dari 70 tahun. Pelaksanaannya juga melibatkan sekolah maupun komunitas di luar
sekolah. Fokus utama program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan pada saat ini
adalah memproduksi buku literasi bermutu yang menarik bagi anak-anak. Jenis
buku disesuaikan dengan jenjang usia dan tingkat pendidikan anak.
Dahulu buku nonteks anak tebal, tidak bergambar, dan penuh
dengan tulisan. Oleh karena itu, Badan Bahasa mereformasi banyak jenis buku
agar sesuai dengan demografi, geografi, jenjang pendidikan, usia, dan minat
anak. Reformasi tersebut digaungkan melalui Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB)
episode ke-23 yang bertema “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”.
Selain itu, Badan Bahasa juga memproduksi dan memublikasikan buku digital
melalui laman budi.kemdikbud.go.id guna memudahkan masyarakat untuk mengakses
bahan bacaan di mana dan kapan saja.
Buku-buku digital yang terdapat dalam laman
budi.kemdikbud.go.id merupakan buku-buku bermutu dan menginspirasi. Ada banyak
gambar, memuat teks yang sederhana, dan berpenampilan menarik. Buku-buku
digital untuk jenjang SMA umumnya berisi informasi atau ilmu yang mengajak anak
untuk berpikir kritis.
Badan Bahasa juga telah menyebarkan lebih dari 20.000 buku
bermutu ke pelbagai sekolah, khususnya yang berada di wilayah 3T. Melalui
program kemitraan dengan Komisi X DPR RI, Badan Bahasa berharap makin banyak
sekolah yang dapat dijangkau sehingga makin banyak pula kesempatan bagi
anak-anak untuk memperoleh akses bahan bacaan bermutu. Selain menyebarkan buku
bacaan bermutu ke sekolah-sekolah, Badan Bahasa juga memberikan pendampingan
kepada para guru dan pegiat literasi agar dapat menggunakan buku-buku tersebut.
Program prioritas Badan Bahasa lain adalah pelindungan bahasa
dan sastra melalui revitalisasi bahasa dan sastra daerah. Salah satu tahapan revitalisasi
dijalankan melalui festival tunas bahasa ibu (FTBI), seperti FTBI yang telah
dilaksanakan di Soreang dan Pangandaran, Jawa Barat pada tahun 2022. Dalam
pelaksanaan FTBI itu, Badan Bahasa bekerja sama dengan para orang tua dan guru
untuk merevitalisasi bahasa Sunda dengan cara mengedukasi anak-anak mereka di
rumah dan sekolah.
Bahasa Sunda masih berstatus aman, tetapi jumlah penuturnya
menurun. Realitas tersebut terjadi karena generasi muda sebagai penerus bangsa,
khususnya generasi tahun 2000-an yang mulai jarang berkomunikasi dengan bahasa
Sunda dengan baik dan benar. Tendensinya adalah bahasa Sunda yang mereka
tuturkan bercampur dengan bahasa milenial dan kurang mengandung nilai
kesantunan. Salah satu contohnya adalah pola komunikasi bahasa Sunda yang ada
di terminal antara supir, kernet, calo, penumpang, dan pedagang. Calo dan
pedagang akan menggunakan bahasa Sunda yang santun untuk mempersuasi para
penumpang. Sebaliknya, calo akan menggunakan bahasa Sunda yang kasar kepada
supir dan kernet.
Program prioritas Badan Bahasa yang ketiga adalah
Internasionalisasi Bahasa Indonesia. Salah satu inisiatif pelaksanaan program tersebut
adalah tawaran kepada para staf di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di
London, Inggris untuk membuat video komedi tunggal berdurasi 3—5 menit tentang
kebahasaan dan kesastraan. Apabila videonya menarik, berbobot, dan lucu, sang komika
akan diundang ke Jakarta sebagai peserta Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII
pada tanggal 25—28 Oktober 2023.
Contoh lain upaya nyata internasionalisasi bahasa Indonesia
pada saat ini adalah pengusulan bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO (7—22 November 2023). Apabila
negara-negara anggota UNESCO menyetujui, bahasa Indonesia akan menjadi bahasa
ke-10 yang digunakan secara resmi dalam sidang umum UNESCO. Badan Bahasa
mengharapkan doa dan dukungan dari para peserta agar pengusulan tersebut
disetujui.
Badan Bahasa juga mengundang generasi muda untuk membuat video konten kebahasaan dan kesastraan. Video yang berbobot, bagus, dan menarik akan ditayangkan oleh Badan Bahasa. Pengemasan dan pengirimannya dapat dilakukan melalui Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat (BBPJB). Badan Bahasa percaya akan banyak video konten yang menarik karena bahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang adiluhung yang juga mampu memperkaya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (pad, ika)