Peningkatan Literasi melalui Membaca Raden Saleh
Perpustakaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Reading Group PdT menyelenggarakan kegiatan Membaca Raden Saleh. Kegiatan dilaksanakan secara luring di Unit Layanan Terpadu (ULT) Badan Bahasa, Jakarta pada tanggal 12 Agustus dengan jumlah peserta sebanyak 100 orang, 85 orang di antaranya terdiri atas pustakawan, sastrawan, pengarang buku, dan mahasiswa.
Membaca Raden Saleh berawal dari pertemuan antara dua penulis, yaitu Kurnia Effendi dan Iksaka Banu, serta editornya, yaitu Endah Sulwesi, Wien Muldian, dan Kanti W. Janis. Iksaka Banu dan Kurnia Effendi sebagai penulis novel Pangeran dari Timur sejak 1999 memiliki obsesi tentang pelukis bernama Raden Saleh. Dalam novel itu dua penulis memanusiakan Raden Saleh yang hidup di abad ke-19: 1813—1880. Tujuan dari kegiatan Membaca Raden Saleh adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekaligus mengenalkan sosok Raden Saleh.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Hafidz Muksin, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Dalam sambutannya, Hafidz menyampaikan tiga program prioritas Badan Bahasa, yaitu literasi kebahasaan dan kesastraan, revitalisasi bahasa daerah, dan penginternasionalan bahasa Indonesia. Dalam program literasi kebahasaan dan kesastraan, Badan Bahasa telah mencetak sebanyak 15,3 juta eksemplar buku bacaan bermutu yang disalurkan ke PAUD dan SD ke daerah 3T pada tahun 2022. Hafidz juga menyampaikan bahwa salah satu masalah rendahnya literasi adalah akses atau sarana untuk mendapat buku-buku yang baik, indah, dan menarik. Budaya membaca harus dimulai dari ruang-ruang kecil, mulai kamar, ruang tamu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ia berharap agar minat baca dapat tumbuh sejak dini.
Acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Iksaka Banu dan Kurnia Effendi sebagai ungkapan rasa syukur telah terlaksananya kegiatan Membaca Raden Saleh. Selanjutnya, pembacaan puisi yang berjudul “Karawang-Bekasi” karya Chairil Anwar oleh Narima Berryl Ivana, Mahasiswi Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Kurnia Effendi menyampaikan bahwa kegiatan Membaca Raden Saleh pertama kali diselenggarakan di Perpustakaan Baca, Tebet pada tahun 2022 dan saat ini telah memasuki episode ke-15 di Badan Bahasa. Iksaka Banu menambahkan isi buku Pangeran dari Timur yang menceritakan tentang asal usul Raden Saleh.
Selain penulis buku Pangeran dari Timur, pembicara lain yang hadir adalah Shahandra Hanitiyo yang merupakan cucu/generasi ketiga dari Ir. H. Djuanda. Shahandra Hanitiyo memberikan kuliah umum tentang sejarah Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Ia menjelaskan tentang perairan Indonesia yang terdapat di Deklarasi Djuanda pada tahun 1957, diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960, dan ditetapkan dalam konvensi laut PBB ke-3 tahun 1982. Agenda selanjutnya adalah pembacaan, penghafalan, dan dramatic reading buku Pangeran dari Timur. Pembacaan buku dilakukan secara bergantian oleh Hafidz Muksin, Shahandra Hanitiyo, dan Narima Berryl Ivana. Penghafalan buku dilakukan secara bergantian oleh anggota Reading Group PdT, yaitu Maest, Nuria Soeharto, Fathan, dan Danny. Dramatic reading diperankan oleh Tyas, Pasha, Monica, dan Yudi.
Agenda lain dalam kegiatan ini adalah pengumuman pemenang lomba dan berbagai kuis yang telah diselenggarakan oleh Reading Group PdT. Untuk memeriahkan acara, diadakan juga lomba menyusun puzzle Raden Saleh, memasang kumis Raden Saleh, dan menyusun huruf judul salah satu bab di buku Pangeran dari Timur. Acara ditutup dengan kunjungan ke perpustakaan Badan Bahasa. Para peserta sangat antusias dengan kunjungan perpustakaan tersebut dan beberapa peserta yang merupakan pustakawan dan penulis buku juga menyumbangkan beberapa buku untuk perpustakaan Badan Bahasa. Hafidz menyebutkan bahwa kegiatan ini akan direncanakan setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. (AMY)